Sutoyo Abadi: Benarkah Indonesia Menuju Pecah?
Suara itu kembali muncul, mengingatkan pada sebuah bayangan yang suram. Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi, dengan lantang menyatakan kekhawatirannya. Menurutnya, Indonesia sudah lama diserahkan ke tangan oligarki. Bahkan, sejak era pemerintahan Jokowi, kendali defacto negara ini sepenuhnya ada di genggaman mereka. Dan siapa pemain utamanya? Sutoyo menyebut satu nama: James Riyadi.
"Rasanya juga tidak salah baca," ujar Sutoyo, mengutip sebuah tulisan yang ia temui.
Tulisan itu berjudul “Eksistensi Rakyat China di Indonesia akan mengeliminasi pribumi Indonesia dalam kurun 10 tahun mendatang.” Pernyataan keras ini beredar dari akun Facebook “Informasi Kegubernuran 9 Naga”, seperti yang dilaporkan terkini.id pada suatu hari di Mei 2021.
Lalu, apa dasar pernyataan tersebut? Sutoyo membeberkan rangkuman datanya.
Pandemi Covid-19, bagi sebagian orang, justru membawa angin keberuntungan. Ia menyoroti gelombang migrasi besar-besaran dari Tiongkok ke Indonesia yang berjalan, katanya, aman terkendali. Selama masa kritis pandemi, tercatat ada 1.238 penerbangan dari RRC yang mendarat di berbagai bandara di Nusantara, dari yang besar hingga bandara-bandara kecil. Tak hanya udara, laut juga jadi jalur. Sekitar 933 kapal besar dan sedang disebut berhasil membawa para emigran melalui pelabuhan-pelabuhan, termasuk yang terpencil.
Program pembukaan lapangan kerja yang dicanangkan pemerintahan Jokowi, dalam analisis Sutoyo, telah melampaui batas. Alih-alih 10 juta, hingga 2021 ia menyebut lebih dari 17 juta warga China telah berdiam di pelosok Indonesia. Semua ini, menurutnya, dijamin oleh 125 perusahaan konglomerasi 9 Naga untuk menetap dan menjadi WNI.
“Eksistensi Rakyat China akan mengeliminasi pribumi Indonesia dalam kurun 10 tahun mendatang,” tegas Sutoyo mengulang pernyataan itu. “Ada yang coba akan menyangkal, bilang itu hoax. Tapi fakta bicara apa adanya.”
Narasi tentang ancaman perpecahan ini ternyata bukan hal baru. Sutoyo menyambungkannya dengan ramalan lain. Novel Ghost Fleet yang dikutip Prabowo Subianto, misalnya, meramalkan Indonesia bakal bubar pada 2030. Jaraknya mirip, hanya sepuluh tahun dari sekarang.
Peringatan juga pernah datang dari masa lalu. Megawati Sukarnoputri, jauh hari di tahun 2001, mengingatkan bahwa Indonesia bisa menjadi "Balkan di Hemisfer Timur" jika kesatuan tidak dijaga.
Artikel Terkait
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik
Di Balik Duka Sumatera, Solidaritas Ternyata Menyembuhkan Jiwa Penolong