Sudah delapan puluh tahun kita merdeka. Justru yang terjadi, gunung-gunung itu malah dibabat. Sungai berubah jadi selokan raksasa, sementara utang negara menumpuk bagai bukit. Infrastruktur? Dibangun asal-asalan, lalu ambruk tak lama kemudian.
Nah, ini yang perlu dicatat. Salahnya bukan lagi pada penjajah zaman dulu. Bukan. Kerusakan yang kita saksikan sekarang adalah ulah tangan-tangan serakah di masa kini.
Menurut sejumlah saksi dan laporan, hutan-hutan diperjualbelikan. Tambang digali begitu dalam sampai seolah perut bumi terkoyak. Laut pun tak luput, dikeruk habis-habisan sampai banyak nelayan kehilangan mata pencaharian, bahkan nyawa.
Di sisi lain, rakyat kecil terus diiming-imingi kata sabar dan ikhlas. Sementara itu, segelintir orang lain berdasi rapi, duduk empuk di kursi nyaman. Mereka kenyang, tapi dari penderitaan bangsanya sendiri.
Artikel Terkait
Kobaran Api Hanguskan 350 Kios Buah di Pasar Induk Kramat Jati
Roy Suryo Klaim 99,9 Persen Ijazah Jokowi Palsu Usai Dipertunjukkan di Mapolda
Bencana Bukan Cuma Alam, Tapi Cermin Gagalnya Kepemimpinan
Surabaya Ramai-Ramai Donor Darah, 297 Kantong Terkumpul di Mal