Setelah meresmikan buku penulisan sejarah ulang Republik Indonesia, Kementerian Kebudayaan ternyata belum berhenti. Proyek besar ini akan terus berlanjut. Fokus berikutnya? Meneliti dan menuliskan sejarah tentang bagaimana kemerdekaan itu dipertahankan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, periode 1945 hingga 1950 punya cerita yang sangat kaya dan kompleks. Menurutnya, narasi untuk kurun waktu tersebut butuh penggarapan lebih mendalam dan perlu disajikan dalam buku khusus.
"Ada sejarah yang menurut saya penting untuk kita tulis. Ini sebenarnya ada di salah satu jilid, tapi harus kita pertajam dan perluas. Kroniknya banyak sekali, dinamikanya juga sangat beragam. Yaitu Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 1945-1950,"
ujar Fadli Zon di Kantor Kemenbud, Jakarta, Minggu lalu.
Baginya, momen itu bukan sekadar rentang waktu biasa. Itu adalah era krusial dimana Indonesia berjuang mati-matian mempertahankan eksistensinya, sekaligus fase kembalinya negara ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makanya, penulisannya dinilai sangat penting.
Di sisi lain, agenda penulisan sejarah tidak hanya berhenti di masa revolusi. Fadli Zon, yang juga dikenal sebagai politisi Gerindra, mengungkapkan rencana lebih jauh. Lewat Direktorat Jenderal Sejarah, Kemenbud akan menggali lebih dalam lagi, jauh ke belakang, ke masa-masa kerajaan Nusantara.
“Kita juga perlu menulis buku sejarah tentang Majapahit yang komprehensif, sejarah tentang Sriwijaya, sejarah tentang Pajajaran, kerajaan-kerajaan, kesultanan-kesultanan, maupun perjuangan-perjuangan lainnya,”
tuturnya.
Rencananya memang ambisius. Sebelumnya, mereka telah meluncurkan seri buku berjudul “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang terdiri dari sepuluh jilid. Isinya mencakup perjalanan panjang bangsa, mulai dari akar peradaban hingga era reformasi.
Berikut adalah daftar lengkap kesepuluh jilid buku tersebut:
Artikel Terkait
Dua Lumba-lumba Muncul di Sungai Rokan, Warga Heboh dan Ingat Mitos Banjir
Zelensky Buka Opsi Lepas Ambisi NATO, Asal Barat Beri Jaminan Nyata
Di Balik Jeruji, Ferdy Sambo Berkhotbah tentang Kebebasan
Ancaman Pisah dari NKRI Menggantung, Nias Tertekan Usai Bencana dan Kelambanan Pusat