Di tengah gelombang boikot terhadap merek-merek global, Malaysia tak cuma berhenti pada aksi penolakan. Mereka justru menciptakan sesuatu dari dalam negeri sendiri.
Lailatul Sarahjana Mohd Ismail, seorang pengusaha, melihat momentum itu. Sebagai respons atas perang Gaza dan dukungan AS kepada Israel, ia meluncurkan Ahmad's Fried Chicken. Ini adalah jawaban lokal, sekaligus bentuk solidaritas yang nyata.
Kini, Ahmad's Fried Chicken bukan sekadar wacana. Jaringan restoran cepat saji ini sedang naik daun. Ia hadir sebagai alternatif serius bagi penggemar ayam goreng yang ingin beralih dari merek internasional. Cita rasanya? Jelas khas Malaysia, renyah di luar, juicy di dalam.
Yang menarik, apa yang bermula dari skala kecil kini meluas pesat. Sudah 35 gerai berdiri. Pergeseran selera konsumen ini rupanya bukan sekadar euforia sesaat. Banyak yang menyebut, ini adalah pergeseran yang permanen.
Di sisi lain, Ahmad's bukan satu-satunya yang merasakan dampak gelombang ini. Jaringan lokal seperti Zus Coffee juga ikut meroket. Bersama-sama, mereka perlahan tapi pasti membentuk ulang lanskap kuliner Malaysia.
Menu Andalan yang Bikin Ketagihan
Kalau ditanya soal menu, Ahmad's punya jurus andalan. Ayam gorengnya besar dan juicy, begitu pula burgernya. Tapi di balik itu, ada detail yang membuat pelanggan kembali.
Artikel Terkait
Zelensky Buka Opsi Lepas Ambisi NATO, Asal Barat Beri Jaminan Nyata
Di Balik Jeruji, Ferdy Sambo Berkhotbah tentang Kebebasan
Ancaman Pisah dari NKRI Menggantung, Nias Tertekan Usai Bencana dan Kelambanan Pusat
Raffi Ahmad Ungkap Momen Hati Rafathar Luluh Saat Pertemuan Pertama dengan Lily