Cuaca memang kurang bersahabat. Hujan rintik-rintik turun. Tapi itu tak menghentikan langkah mereka. Dengan payung di tangan, Syefura tetap menyusuri jalan setapak di antara hamparan hijau itu.
Di tengah jalan, obrolan ringan pun mengalir. Kang Dedi penasaran, "Di Malaysia, padi apa namanya?"
Dedi Mulyadi lalu berbagi pengetahuan lokal. "Pare kalau bahasa Sunda," ujarnya sambil memperkenalkan kosakata daerah.
Usai berjalan, mereka beristirahat di sebuah saung. Di sini, canda gurau Kang Dedi beberapa kali memecah keheningan. Suasana jadi cair dan penang tawa.
Tak berhenti di sawah, acara dilanjutkan ke kandang domba. Kang Dedi memperlihatkan domba Garut yang jadi peliharaannya. Dengan bangga dia menjelaskan, "Ini ciri khas Indonesia dan ciri khas Jawa Barat, Garut."
Pertemuan yang mungkin terlihat sederhana, tapi sarat dengan pertukaran budaya dan diplomasi yang hangat. Layaknya dua tetangga yang saling berkunjung.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik