Dari Host Live ke Pijat Bayar, Kisah Julia yang Raup Rp 10 Juta Sebulan

- Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:18 WIB
Dari Host Live ke Pijat Bayar, Kisah Julia yang Raup Rp 10 Juta Sebulan

Dengan gerakan yang telaten, Julia mengoleskan minyak zaitun ke telapak tangannya. Minyak itu berfungsi sebagai pelicin, memudahkan jari-jemarinya yang halus untuk mulai bekerja memijat tubuh pelanggan. Ia mulai dari telapak kaki, lalu naik perlahan ke badan dan kepala. Ruangan pun dipenuhi aroma melati dari essential oil-nya, menambah rasa rileks dan nyaman.

Itulah rutinitas Julia, seorang perempuan Gen Z berusia 25 tahun yang kini berprofesi sebagai tukang pijat. Profesi ini baru ia geluti sekitar dua bulan terakhir.

"Aku pijit dari bulan Oktober, sampai sekarang 2 bulanan ya,"

kata Julia, ditemui di kediamannya pada suatu Jumat siang.

Menurut ceritanya, bakat memijat ini baru ia sadari saat masih mondok di sebuah pesantren di Cililin. Waktu itu, istri sang kiai yang biasa dipanggil Bi Nyai memintanya untuk memijat.

"Dulu teh kan saya pesantren di daerah Cililin, Cijenuk. Nah terus kemudian Bi Nyai nyuruh saya buat pijit. Nah dari situ mulai sering pijit,"

ujar Julia mengenang.

Dari Host Live Streaming ke Pencarian Jati Diri

Setelah lulus, hidup Julia tak langsung mulus. Orang tuanya berpisah sejak ia masih bayi, 13 bulan, sehingga ia pun tinggal bersama tantenya. Sebelum menemukan panggilan sebagai tukang pijat, ia sempat mencicipi dunia kerja yang berbeda: menjadi host live streaming untuk sebuah akun niaga online.

Kerja itu melelahkan. Delapan jam sehari, namun upahnya hanya Rp 60.000.

"Pesantren teh dari mulai 1 SD sampai SMA. Kemudian di 2020 aku pindah ke Cihampelas ikut sama tante sama om. Nah di Cihampelas aku enggak kerja mijit, soalnya jadi host live,"

ucap dia.

Keadaan berubah lagi di pertengahan 2025. Julia pindah ke rumah bibinya di Cimahi, yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Di kota baru ini, kebingungan menghampiri. Ia sempat melamar kerja ke pabrik, tapi selalu gagal. Penyakit asma yang ia derita menjadi penghalang besar untuk bekerja di tempat berdebu atau ber-AC.

"Aku punya riwayat asma, jadi gak cocok kerja di pabrik, nggak cocok kerja ber AC,"

katanya.

"Bingung di situ teh aku cari kerja apa,"

keluhnya.

Ide Sederhana yang Ternyata Viral

Di tengah kebuntuan itu, ia teringat pada kemampuannya memijat. Awalnya, rencananya sederhana: mencetak selebaran dan membagikannya ke tetangga. Tapi, untuk mencetak pun ia tak punya uang. Akhirnya, dengan nekat, ia meminta tolong seorang tetangga untuk mengiklankan jasanya lewat status WhatsApp.


Halaman:

Komentar