Di gedung parlemen yang megah di Sofia, Kamis lalu, suasana tegang terasa jelas. Rosen Zhelyazkov, sang Perdana Menteri Bulgaria, akhirnya menyampaikan pengunduran dirinya. Tanggalnya 11 Desember 2025. Langkah ini, tentu saja, bukan kejutan bagi banyak orang.
Minggu-minggu sebelumnya, jalanan di berbagai kota Bulgaria tak pernah benar-benar sepi. Gelombang protes besar-besaran menggulung, didominasi oleh wajah-wajah muda Generasi Z. Mereka turun ke jalan bukan tanpa alasan. Dua isu utama yang terus diteriakkan: korupsi yang menggerogoti sistem dan kebijakan anggaran yang dianggap merugikan.
Pemerintahan Zhelyazkov sendiri sebenarnya belum genap setahun. Bayangkan saja, koalisi minoritasnya baru dapat lampu hijau dari parlemen pada pertengahan Januari 2025. Waktunya singkat. Terlalu singkat, mungkin, untuk bertahan di tengah tekanan yang sedemikian masif dari publik.
Di hadapan para wakil rakyat, Zhelyazkov tampak menyadari betul situasi yang memaksanya mundur.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik