Anggota Komisi A DPRD DIY baru-baru ini menyambangi Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung. Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan biasa, lho. Mereka sengaja datang bersama beberapa wartawan untuk mempelajari tata kelola museum sejarah, sekaligus sebagai bagian dari upaya memperdalam pembelajaran Pancasila dan sejarah bangsa.
Menurut Eko Suwanto, Ketua Komisi A dari Fraksi PDI Perjuangan, mereka ingin melihat langsung bagaimana museum bersejarah dikelola. Museum KAA, baginya, adalah gudangnya memori. Di sana tersimpan dengan rapi arsip-arsip penting dari konferensi legendaris tahun 1955 itu.
“Arsip-arsip termasuk naskah pidato Bung Karno, risalah sidang dan dokumen bersejarah, serta film masih bisa kita nikmati di Museum Asia Afrika di Bandung. Termasuk ruangan tempat sidang juga kursi yang ditempati para delegasi masih terawat dengan baik,”
ujar Eko dalam sebuah keterangan tertulis.
Dia punya alasan kuat. Baginya, museum semacam ini manfaatnya berlapis. Di satu sisi, ia jadi sarana edukasi yang hidup untuk generasi muda. Di sisi lain, ia juga berfungsi sebagai pusat riset sekaligus penyokong ekonomi lewat wisata sejarah. Sungguh, nilai plusnya banyak sekali.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik