Intinya, dia mau update terkini dan pastikan bantuan tepat sasaran. Kebutuhan mendesak warga masih sama: tenda darurat dan logistik, baik makanan berat maupun ringan.
Dari Lumpur Menjadi Debu
Usai rapat, perjalanan dilanjutkan ke posko pengungsian di Jembatan Aceh Tamiang. Sepanjang jalan, lumpur mulai mengering. Alat berat sibuk bekerja, mengeruk puing dan kendaraan yang tertimbun.
Tapi masalah baru muncul. Lumpur kering itu berubah jadi debu tebal setiap kali dilewati kendaraan. Jarak pandang terbatas, udara terasa pengap dan tidak sehat. Bau menyengat sampah yang berserakan semakin menyempurnakan suasana suram itu. Warga yang kehilangan rumah terpaksa tinggal di tenda-tenda darurat, ada yang dari bantuan, ada juga yang mereka dirikan sendiri dari sisa-sisa kayu rumah mereka.
Menunggu Kunjungan Presiden
Posko di jembatan ini rencananya akan ditinjau langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Jumat nanti. Tenda-tenda yang didirikan BNPB dan BPA terlihat lengkap perlengkapannya, dijaga oleh sejumlah prajurit TNI.
Suharyanto menyapa salah satu anggota yang berjaga.
Peninjauan terakhir adalah ke lapangan yang akan digunakan untuk pendaratan Presiden. Di sana, Suharyanto kembali mengingatkan agar semua kebutuhan dasar warga harus terpenuhi. Jangan sampai ada yang terlewat.
Dengan pesan itu, rombongan pun kembali ke Kualanamu. Prioritasnya jelas: penanganan cepat, bantuan tepat, dan persiapan hunian sementara untuk puluhan ribu warga yang kehilangan tempat tinggal. Perjalanan pemulihan Aceh Tamiang masih panjang.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam