Pekan Kedua, Aceh Tamiang Masih Terjepit di Reruntuhan dan Debu

- Kamis, 11 Desember 2025 | 02:18 WIB
Pekan Kedua, Aceh Tamiang Masih Terjepit di Reruntuhan dan Debu

Sudah masuk pekan kedua, tapi Aceh Tamiang masih terpuruk. Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Rabu lalu benar-benar menghancurkan. Pemulihan? Jauh dari kata selesai.

Di jalan-jalan, warga memang terlihat sibuk. Tapi mereka bukan berangkat kerja. Mereka berkeliling, mencari bantuan. Sembako, terutama. Itulah yang paling dibutuhkan saat ini.

Menyikapi situasi itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kembali mendatangi lokasi bencana pada Rabu pagi. Saya berkesempatan ikut dalam rombongan kecilnya, blusukan menggunakan helikopter BNPB. Kami berangkat dari gudang logistik di Bandara Kualanamu sekitar pukul sebelas.

Sebelum terbang, Suharyanto sempat bercakap-cakap. Ia menunjuk helikopter yang akan kami tumpangi.

Kantor dadakan itu rupanya tak pernah diam. Hampir tiap hari dia terbang meninjau langsung daerah bencana, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, sampai Sumatera Barat.

Soal waktu pemulihan, Suharyanto mengaku awalnya sulit memprediksi. Tapi kini, dia mulai bisa melihat titik terang.

Penerbangan selama 45 menit dari Kualanamu membawa kami ke lapangan Kantor Bupati Aceh Tamiang. Dari udara, pemandangannya menyayat hati. Kabupaten itu luluh lantak. Rumah-rumah hancur, jalanan berwarna cokelat pekat oleh lumpur yang mengeras. Sawah-sawah tak lagi hijau, tertimbun material. Meski begitu, ada juga beberapa bagian yang sudah mulai dibersihkan.

Begitu helikopter mendarat, suasana langsung riuh. Warga berduyun mendekat, berharap ada logistik yang turun. Situasi sempat tidak terkendali, tapi akhirnya bisa ditenangkan. Rombongan pun segera menuju posko pengungsian yang kini menempati kantor bupati.

Logistik Jadi Prioritas

Suharyanto bergerak cepat. "Mas bisa lihat, kita kerja cepat saja ini," katanya singkat. Dia langsung mengumpulkan pejabat setempat untuk rapat koordinasi darurat. Tempatnya? Di depan gedung BPKSDM, sambil berdiri. Lantainya masih becek lumpur, tapi itu bukan halangan.


Halaman:

Komentar