Sebuah foto yang beredar luas di media sosial memicu kecemasan. Gambar itu menunjukkan sebuah titik gundul berwarna cokelat, seperti luka di lereng hijau Gunung Slamet. Banyak yang menduga, itu adalah bekas aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan.
Namun begitu, pihak berwenang punya penjelasan berbeda. Mahendra Dwi Atmoko, Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Slamet Selatan, dengan tegas membantah dugaan tersebut.
Menurutnya, gurat cokelat dalam foto viral itu bukanlah bekas tambang. "Itu sebenarnya gambar tahun 2018," ujar Mahendra.
Ia melanjutkan, area tersebut adalah bekas pembukaan akses jalan untuk proyek panas bumi yang sudah lama selesai. "Sekarang sudah hijau lagi, sudah jadi rumput lah bahasanya. Kalau dibilang tambang, salah besar itu," tegasnya.
Lalu, dari mana munculnya isu ini? Mahendra menduga, hal ini terkait dengan ramainya pembicaraan soal aktivitas tambang galian C di Desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang, Banyumas. Isu yang satu ini memang nyata adanya.
"Yang viral itu yang Gandatapa. Kadang-kadang gambar panas bumi yang cokelat-cokelat itu disandingkan dengan tambang di Desa Gandatapa. Padahal itu dua hal berbeda," jelas dia.
Artikel Terkait
Pemulihan Sinyal Aceh Terhambat, Target 75 Persen Jaringan Masih Jauh
Bupati Erlina Serukan Perempuan Berdaya untuk Wujudkan Indonesia Emas
Muhammadiyah Akui Belum Kantongi Izin Tambang, Sebut Kena Prank Pemerintah
Liputan KPK Berujung Intimidasi, Jurnalis iNews TV Diserang di Rumah Dinas Bupati