Relawan PSM: Wajah Lembut di Balik Upaya Jogja Zero Gepeng

- Rabu, 10 Desember 2025 | 14:42 WIB
Relawan PSM: Wajah Lembut di Balik Upaya Jogja Zero Gepeng

Bukan Penduduk Kota

Namun begitu, tantangan di lapangan tidak kecil. Salah satu akar masalahnya, menurut Dwi, adalah daya tarik Yogyakarta itu sendiri. Kota ini dianggap terlalu nyaman, terutama pasca-Covid, sehingga menarik banyak orang dari luar.

"Memang Jogja itu terlalu nyaman bagi mereka," katanya. "Kalau kita ketemu Gepeng kita juga bisa istilahnya memberi motivasi itu yo yo ora neng kene ini bukan tempatnya."

Fakta yang muncul justru ironis. Data terakhir menunjukkan mayoritas gepeng di Yogyakarta bukanlah warga asli. Mereka datang dari Klaten, Kulon Progo, Bantul, bahkan dari Purworejo hingga Lampung. Alasan mereka turun ke jalan pun beragam.

"Kalau saya melihat ada dua ya, Mbak. Ada tiga kalau nggak salah," ucap Dwi. "Ya mental, ekonomi juga ikut-ikutan. terutama anak-anak pang. Jadi diajak terus."

Ia juga menyoroti fenomena anak muda dari keluarga mampu yang mencari jati diri di jalanan. "Anak orang mampu. Akhirnya dimotivasi. Tapi mereka Ya seperti itulah. Hanya ingin mencari dari jati diri saja."

Di sisi lain, penanganan gepeng dari luar kota ini menghadapi kendala mendasar: anggaran. Dwi menutup pembicaraan dengan nada realistis. APBD kota, menurutnya, diperuntukkan bagi warga Kota Yogyakarta.

"Sebetulnya kalau memang sudah tidak diurus mungkin ya, katakanlah tidak diurus karena mereka bukan penduduk kota. Kalau penduduk kota mungkin oleh pemerintah kota langsung diurusin sampai selesai gitu. Kalau bukan penduduk kota lagi kita mau bagaimana? Sementara dana kan untuk penduduk kota."


Halaman:

Komentar