Dunia Arab sedang bersiap untuk meluncurkan salah satu proyek film paling ambisius yang pernah ada. Sorotannya tertuju pada Alik Sakharov, sutradara papan atas yang karyanya di serial seperti Game of Thrones dan The Sopranos sudah tak diragukan lagi. Kini, ia mengalihkan perhatiannya pada sosok legendaris: Khalid ibn Al-Walid.
Meski namanya sangat besar dalam sejarah Islam, kisah hidup sang jenderal yang dijuluki "Pedang Allah" itu belum pernah diangkat dalam skala epik untuk penonton global. Nah, itulah yang hendak diubah Sakharov lewat film berjudul "The Unbroken Sword".
Film biografi ini berjanji menampilkan kebangkitan Khalid ibn Al-Walid, termasuk kepemimpinan briliannya dalam Pertempuran Yarmouk. Pertempuran itu sendiri adalah momen penting, benturan dahsyat antara pasukan Islam dan Kekaisaran Romawi yang mengubah peta sejarah.
Pengumuman resminya datang dari Turki Al Sheikh, Ketua Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi. Ia mengonfirmasinya saat berkunjung ke Studio Qiddiya dan Al-Hosn, tempat mega-produksi ini digarap.
Al-Hosn Studios, atau AlHisn Big Time Studios, yang terletak di Riyadh ini bukan main-main. Fasilitasnya disebut-sebut sebagai yang terbesar dan tercanggih di kawasan Timur Tengah. Bayangkan saja, kompleks seluas 300.000 meter persegi dengan tujuh gedung studio berteknologi tinggi, plus fasilitas produksi dan pascaproduksi terpadu. Semua dirancang untuk mendukung karya-karya bertaraf internasional.
Bagaimana Semua Ini Bermula?
Kisah awal keterlibatan Sakharov sendiri cukup menarik. Menurut Turki Al Sheikh, mereka pertama kali bertemu sekitar satu setengah tahun silam. Meski punya portofolio gemilang di dunia televisi, sutradara itu ternyata belum mengenal sosok Khalid ibn Al-Walid.
Setelah diberi sejumlah materi sejarah oleh Al Sheikh, reaksi Sakharov ternyata di luar dugaan.
Hanya dalam tiga hari, ia menghubungi Al Sheikh. Sakharov mengaku sangat terpukul dengan kisah tersebut, bahkan sampai sulit tidur. Rasa kagum itu berubah jadi keinginan kuat untuk mewujudkannya di layar lebar.
Komitmennya pun nyata. Sakharov rela pindah dari New York dan menetap penuh di lokasi produksi di Arab Saudi selama enam bulan terakhir. Itu semua demi proyek ini.
Artikel Terkait
Prabowo Langsung Terbang ke Moskow, Segera Temui Putin di Kremlin
Gubernur Panggil Dirut Transjakarta Usai Pesepeda Tewas Tabrak Bus di Sudirman
Bupati Erlina Buka Suara di Tengah Aksi: Saya Jarang di Mempawah Demi Pembangunan
Vape Berisi Obat Bius Senilai Rp 17 Miliar Digerebek Polisi di Medan