Komitmennya jelas. Zulfa berjanji akan menjalankan amanah dari pleno dan arahan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, dengan sepenuh hati. Gaya bahasanya santri, merendah, namun punya tekad yang kuat.
“Saya berjanji akan menjalankan amanah ini seadil-adilnya, sebersih-bersihnya, seikhlas-ikhlasnya. Tanfidziyah adalah santri. Saya bukan siapa-siapa, hanya santri dari Rais Aam dan Syuriyah PBNU,” ungkapnya dengan nada tenang.
Di sisi lain, ada juga rencana jangka pendek yang tak kalah besar. PBNU akan menggelar peringatan Harlah 1 Abad NU Masehi. Acara kolosal itu rencananya digelar di Stadion Gelora Bung Karno pada 31 Januari 2026. “Kita akan membuat acara yang sangat besar di GBK,” ucap Zulfa. Baginya, momen itu bukan sekadar seremoni. Tapi sebuah pernyataan. “Itu akan menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama sudah kembali normal.”
Lalu, ada satu hal personal yang tak bisa diabaikan. Zulfa secara terbuka mengakui hubungan keluarganya dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. “Ya… Saya keponakan Kiai Haji Ma'ruf Amin,” ujarnya, menyebutnya dua kali untuk penekanan.
Restu dari sang paman, yang juga ulama besar, sudah ia minta sebelum posisi ini ia terima. “Semoga insyaallah restu-restu semuanya membuat perjalanan ini menjadi lebih ringan,” pungkasnya, menutup pernyataannya dengan harapan.
Artikel Terkait
AJI Tolak Anugerah Dewan Pers 2025, Sebut Prosesnya Gelap dan Mengkhianati Konstituen
Maret 2026, Akses Medsos Anak Bakal Dibatasi Berdasarkan Usia
Mimpi di Ibu Kota Padam dalam Kobaran Api di Kemayoran
Sutradara Game of Thrones Garap Film Epik Sang Pedang Allah