Jauhi Informasi Sesat, Dapat Merusak Nilai Luhur Bangsa
Kejujuran, gotong royong, rasa hormat. Nilai-nilai luhur itu bukan sekadar kata indah. Itulah fondasi yang selama ini menyatukan kita, warisan yang membuat bangsa ini tetap berdiri tegak di tengah perbedaan. Tapi coba lihat sekarang. Ruang percakapan kita, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, mulai dipenuhi oleh sesuatu yang mengkhawatirkan: informasi sesat. Informasi yang dipelintir, dimanipulasi, atau disebar begitu saja tanpa peduli konsekuensinya. Rasanya seperti ada racun yang merembes pelan-pelan.
Dan racun itu punya efek yang jauh lebih berbahaya dari sekadar memicu perdebatan. Ia menggerogoti karakter kolektif kita sebagai sebuah bangsa. Jika dibiarkan, dampaknya menyebar tanpa terlihat, namun menghancurkan dari dalam.
Kepercayaan yang Runtuh
Pondasi bangsa yang kuat adalah kepercayaan. Coba bayangkan, apa jadinya ketika informasi busuk membanjiri kita? Kepercayaan itu luntur. Masyarakat mulai curiga pada sesamanya, ragu pada lembaga, bahkan pesimis melihat masa depan. Tanpa kepercayaan, kita mudah tercerai-berai. Sulit sekali untuk bersatu padu.
Integritas yang Tergerus
Di sisi lain, kebiasaan menerima dan menyebarkan informasi yang tidak benar membuka ruang bagi ketidakjujuran. Pelan tapi pasti, integritas kita memudar. Padahal, nilai itulah yang membuat kita tetap bermartabat di mata siapa pun. Kalau sudah dianggap "biasa", hilanglah nafas keluhuran bangsa ini.
Konflik dan Perpecahan
Ini yang paling nyata terasa. Informasi busuk itu ibarat api dalam sekam. Ia memicu salah paham, menumbuhkan prasangka, dan akhirnya menyulut permusuhan. Musyawarah yang damai tergusur oleh emosi yang meledak. Gotong royong berubah jadi saling sikut. Perpecahan kecil bisa meledak jadi pertikaian besar, hanya karena kita kehilangan kejelasan dan keterbukaan.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam