Lumpur di rumah-rumah korban banjir belum juga kering. Bahkan, masih ada mayat yang belum ditemukan. Sementara itu, banyak orang masih berjuang mati-matian mencari bantuan untuk sekadar bertahan hidup.
Di tengah situasi seperti ini, Presiden malah memilih terbang ke Pakistan. Sungguh ironis, mengingat belum lama ini dia sempat menegur seorang Bupati yang pergi umroh saat bencana. Padahal, kalau dipikir-pikir, si Bupati itu pakai duit pribadi. Lha, kalau kunjungan kenegaraan ke Pakistan ini? Jelas menggunakan anggaran negara yang jumlahnya bisa mencapai belasan miliar rupiah.
Semuanya terjadi saat para korban banjir masih sangat menderita.
Memang begitulah potret negeri kita sekarang. Marwahnya seolah hilang begitu saja. Aturan untuk orang lain, tapi berbeda untuk yang di atas. Fenomena ini merata, dari warganet biasa sampai para pejabat tinggi. Dan yang paling menyedihkan, semuanya berjalan seperti biasa, seolah tak ada yang salah.
Ada yang berkilah, “Kan dia ke sana urusan lingkungan hidup.”
Artikel Terkait
Gempuran LGBT dan Ancaman Runtuhnya Generasi: Alarm yang Tak Boleh Diabaikan
Guru SD di Lampung Selatan Diciduk Usai Cabuli Dua Remaja Laki-laki
Anggota DPR Sindir Laporan Listrik Aceh: Jangan Asal Bapak Senang
Pemilik Wedding Organizer di Cipayung Ditahan, 88 Korban Telah Melapor