Senin (8/12/2025) pagi, suasana di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, terasa berat. Kawasan di Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur itu masih berjuang menghadapi dampak banjir lahar dingin dari Gunung Semeru. Material vulkanik yang dingin itu mengubah lanskap permukiman warga.
Menurut laporan Antara, situasinya cukup serius. Pemerintah Kabupaten Lumajang tak tinggal diam. Mereka langsung mengerahkan petugas gabungan untuk turun ke lokasi. Tujuannya jelas: mempercepat penanganan dan membuka akses yang terputus. Pasalnya, bencana yang terjadi sejak Sabtu (6/12) itu telah mengisolasi ratusan jiwa. Data sementara menyebutkan, ada sekitar 138 Kepala Keluarga atau 512 jiwa yang terkepung.
Kerusakan fisik pun terlihat nyata. Sedikitnya 15 rumah warga tak lagi bisa ditinggali, tertimbun material lahar. Sebuah masjid di wilayah itu juga ikut menjadi korban, terkubur oleh endapan vulkanik. Yang membuat ngeri, ketebalan material di beberapa titik disebut-sebut mencapai empat meter. Bayangkan saja, setinggi lebih dari dua kali badan orang dewasa.
Di sisi lain, dengan jalur utama keluar-masuk yang rusak parah, banyak warga memilih langkah sendiri untuk menyelamatkan diri. Mereka melakukan evakuasi mandiri, berjalan menuju daerah perbukitan yang lebih aman. Pilihan yang sulit, tapi harus diambil saat jalan utama hilang diterjang aliran lahar.
Upaya petugas gabungan kini berpusat pada pembukaan akses dan pendistribusian bantuan. Namun begitu, pekerjaan di lapangan masih panjang. Tantangan terbesarnya adalah material vulkanik yang volumenya masif dan kondisi jalur yang sulit.
Artikel Terkait
Tabungan Haji Selamat dari Kubangan Lumpur, Harapan Kembali Bersemi
Jet Tempur Pakistan Beri Kehormatan, Prabowo Disambut Hangat di Islamabad
Dari Dapur Rumah ke Ribuan Porsi: Kisah Maya dan Program Makan Bergizi
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Hampir Seribu, 298 Masih Hilang