Teguh Ostenrik Hadirkan Song of the Flow dan Dance with the Wind di Savyavasa Dharmawangsa

- Senin, 08 Desember 2025 | 14:25 WIB
Teguh Ostenrik Hadirkan Song of the Flow dan Dance with the Wind di Savyavasa Dharmawangsa

Jakarta Savyavasa, hunian premium di kawasan Dharmawangsa, baru saja mengumumkan kerja sama eksklusif dengan seniman ternama Indonesia, Teguh Ostenrik. Kolaborasi ini menghasilkan dua patung permanen yang bakal menjadi bagian dari lanskap dan identitas proyek tersebut. Namanya Song of the Flow dan Dance with the Wind.

Ini bukan sekadar hiasan biasa. Karya-karya ini dirancang khusus untuk menyatu dengan alam sekitar, memperkaya pengalaman para penghuni. Menurut pengembang, patung-patung itu mencerminkan filosofi Savyavasa: ‘Crafted in Harmony, Perfected by Nature.’

Di sisi lain, pilihan berkolaborasi dengan Teguh Ostenrik punya alasan yang kuat. Sudah hampir 50 tahun, pria berpendidikan Master of Fine Arts dari Berlin ini dikenal lewat karya-karya yang menyuarakan kepedulian lingkungan. Lewat Yayasan Terumbu Rupa yang didirikannya, ia bahkan menggunakan patung untuk merangsang pertumbuhan terumbu karang. Karyanya sering kali terinspirasi dari kehidupan laut, mengingatkan kita betapa samudra adalah penyangga utama kehidupan.

Gaya Ostenrik sendiri unik. Ia berhasil memadukan teknik seni rupa Eropa yang dikuasainya dengan sensibilitas khas Indonesia. Hasilnya, karya yang punya gaung internasional tapi tetap berakar kuat di lokal.

Nah, kedua patung hasil kolaborasi ini dibangun dari baja corten yang tahan lama. Materialnya sendiri sudah bicara soal praktik produksi yang bertanggung jawab. Fungsinya ganda: sebagai penanda area sekaligus titik interaksi.

Song of the Flow berdiri di Tower 1. Bentuknya seperti pita logam setinggi lima meter yang terlihat halus dan mengalir. Siluetnya mengundang mata untuk berhenti sejenak. Uniknya, penampilannya berubah sepanjang hari. Saat siang, permukaannya memantulkan cahaya lembut. Menjelang senja, patina alaminya memancarkan kehangatan warna, menyatu dengan air dan taman di sekitarnya.

Lalu ada Dance with the Wind di Tower 2. Karya ini terdiri dari tiga bidang logam melengkung, tersusun bak kain yang diterpa angin. Komposisinya menciptakan kesan gerak yang tertahan namun elegan. Pengunjung diajak berjalan mengitarinya, mencari ritme dan sudut pandangnya sendiri sebuah metafora harmoni dengan alam.


Halaman:

Komentar