Minggu (7/12) siang, suasana di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh, yang berada di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, tampak serius. Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas di sana, dikelilingi sederet pejabat tinggi negara. Nama-nama besar hadir, mulai dari Menko PMK Pratikno, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Mendagri Tito Karnavian, hingga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) dan kepala lembaga lain seperti BNPB juga tak absen.
Rapat itu menghasilkan sejumlah poin penting. Tapi sebelum masuk ke arahan teknis, Prabowo menyampaikan apresiasi sekaligus teguran keras.
“Terima kasih para bupati,” ujarnya. “Kalian yang terus berjuang untuk rakyat, memang kalian dipilih untuk menghadapi kesulitan.”
Namun begitu, nada bicaranya berubah. Ia menyentil keras kepala daerah yang justru memilih ‘lari’ saat kondisi darurat. “Kalau yang mau lari, lari aja,” katanya diselingi tawa khas. “Copot itu, Mendagri bisa ya diproses haha. Bisa? haha.”
Menurutnya, tindakan seperti itu dalam dunia militer disebut desersi meninggalkan tugas dan anak buah di saat bahaya. “Waduh enggak bisa itu,” tegas Prabowo.
Sentilan ini bukan tanpa sebab. Media sosial sebelumnya dihebohkan kabar Bupati Aceh Selatan, Mirwan, yang disebut sedang umrah di Makkah saat banjir melanda. Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengklarifikasi bahwa izin perjalanan Mirwan pada 24 November 2025 sebenarnya sudah ditolak Gubernur Mualem.
Bantuan Tak Lagi Dilempar Sembarangan
Laporan dari lapangan disampaikan Kepala BNPB Letjen Suharyanto. Ia memastikan semua daerah terisolir kini sudah terjangkau bantuan, meski masih terbatas. Pengirimannya lewat udara, baik dengan mendaratkan heli maupun teknik airdrop.
“Semuanya sudah didorong logistik,” ucap Suharyanto. “Ada yang pake payung, jadi kami tidak ada lagi yang dilempar ke bawah bapak presiden.”
Prabowo lantas menanggapi. Ia bertanya apakah helikopter bisa memakai sling rope tali baja untuk angkut barang berat. “Mungkin sling road lebih banyak, lebih cepat ya,” ujarnya, menyebut alat yang biasa dipakai di konstruksi dan logistik itu.
Larangan Keras Manfaatkan Bencana
Presiden kemudian menegaskan sikap tegasnya. Ia tak akan memberi ruang bagi pihak mana pun yang mencari keuntungan dari musibah ini. “Saya tidak mau ada pihak-pihak yang menggunakan bencana ini untuk memperkaya diri,” kata Prabowo dengan nada berat. “Saya akan tindak sangat keras. Jangan ada yang mencari keuntungan di tengah penderitaan rakyat.”
Pesan itu ditujukan kepada seluruh pejabat. Integritas, kata dia, harus dijaga. “Tidak boleh ada penyelewengan, tidak boleh ada korupsi di semua entitas pemerintahan.”
Artikel Terkait
Fitrah Nusantara dan Bom Waktu Dana Alkes yang Mengguncang Partai Reformis
8 Desember: Dari Astraea di Langit hingga Tragedi di Pintu Dakota
Ketika Berita Bencana Menjadi Cermin Luka yang Masih Perih
Presiden Suriah Balas Tuduhan Teroris dengan Sorotan Gaza dan Rezim Assad