Rp66,7 Miliar Digelontorkan, Perjuangan Buka Akses ke Wilayah Terisolasi Jadi Tantangan Utama Penanganan Bencana Sumatera

- Minggu, 07 Desember 2025 | 14:18 WIB
Rp66,7 Miliar Digelontorkan, Perjuangan Buka Akses ke Wilayah Terisolasi Jadi Tantangan Utama Penanganan Bencana Sumatera

Sementara itu, Sumatera Barat punya cerita lain. Meski jumlah pengungsinya lebih rendah, kapasitas dapur umumnya justru paling tinggi. Sepuluh dapur yang beroperasi mampu menghasilkan 285 ribu lebih bungkus makanan setiap hari. Bantuan berupa kasur, family kit, dan beras terus mengalir, dengan nilai mencapai Rp17,3 miliar dan didukung 187 Tagana.

Namun begitu, tantangan terbesar justru ada di daerah-daerah yang terisolasi. Kemensos pun memperluas operasi penjangkauan, bekerja sama dengan TNI AL, pemda, dan jejaring logistik nasional. Fokusnya jelas: masuk ke wilayah terpencil dan rawan, memenuhi kebutuhan dasar, membuka akses, dan mendirikan posko darurat.

Beberapa terobosan sudah dicapai. Di Aceh Timur, akses yang terputus akhirnya bisa ditembus via jalur laut pada 2 Desember lalu. Bantuan sembako dan perangkat komunikasi Starlink berhasil masuk. Sebelumnya, di Langkat, Sumatera Utara, tim berhasil menjangkau wilayah rawan pada 28 November dan langsung mendirikan Posko Pengungsian Terpadu sebagai pusat koordinasi.

Perjuangan membuka akses terus berlanjut. Menuju Aceh Tamiang baru bisa dibuka pada 4 Desember, dan dapur umum langsung dihidupkan begitu tim tiba. Sedangkan akses ke Aceh Utara sudah dibuka lebih dulu pada 30 November lewat jalur laut, dengan pengiriman 1.000 paket sembako dari Banda Aceh.

Ada juga cerita tentang keterisolasian yang ekstrem. Daerah seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah, misalnya, baru bisa dijangkau pada 7 Desember setelah melalui koordinasi intensif. Isu keamanan di Bandara Rembula sempat menunda penyaluran bantuan. Cargo bantuan baru bisa masuk setelah otoritas bandara menyatakan situasi sudah aman. Barulah setelah itu, distribusi logistik bisa dilanjutkan ke titik-titik terdampak di kedua wilayah tersebut.

Upaya ini masih panjang. Angka-angka bantuan dan statistik korban mungkin bisa dirangkum dalam tabel, tetapi di baliknya ada cerita tentang perjuangan warga yang kehilangan rumah, keluarga yang berusaha bertahan di pengungsian, dan para relawan yang berjuang di tengah lumpur dan keterbatasan. Itulah gambaran nyata yang sedang terjadi di Sumatera.


Halaman:

Komentar