✍🏻 Tere Liye
Di Indonesia, pejabat daerah dengan model begini itu maaf berserakan di mana-mana. Coba saya gambarin ciri-cirinya.
Pertama, mereka sibuk banget membangun pencitraan di media sosial. Instagram, Facebook, TikTok, lengkap semuanya. Lewat akun-akun itu, mereka pamer peduli masyarakat. Sok kerja, sok sibuk, sok dekat dengan rakyat.
Lalu? Fans-fansnya pun langsung heboh. Wuiiih! Wuiiih! Pujian berhamburan, seolah-olah yang di layar itu pahlawan tanpa cela.
Fenomena ini sudah berlangsung sekitar dua puluh tahun terakhir, sejak media sosial menjamur. Contoh yang paling epik? Ridwan Kamil. Saya ingat betul, dulu saya sering mengkritik RK karena saya warga Bandung, lalu Jabar. Berkali-kali saya tulis soal kebijakannya.
Wah, reaksinya luar biasa. Fans-fansnya marah besar, ngamuk-ngamuk tak terima.
Tapi sekarang, kemana mereka semua? Kemana kalian yang dulu jejeritan membela mati-matian? Yang marah saat pejabatnya dikritik sedikit saja? Ridwan Kamil sendiri sekarang seperti ‘menghilang’ dari hiruk-pikuk media sosial. Mungkin beberapa tahun lagi akan muncul lagi, nyalon lagi soalnya netizen Indonesia kan terkenal pelupa.
Artikel Terkait
Solidaritas di CFD: Komunitas Disabilitas Galang Rp 200 Juta untuk Korban Banjir Sumatera
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Air Capai 80 Sentimeter
Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Perbatasan Alaska-Kanada, Puluhan Susulan Menyusul
Bencana Aceh dan Lahan Pinus Milik Prabowo yang Kembali Disorot