Mimpi Sawit untuk Rakyat Tersandera Oligarki

- Sabtu, 06 Desember 2025 | 16:40 WIB
Mimpi Sawit untuk Rakyat Tersandera Oligarki

Lantas, adakah jalan keluar yang realistis?

Menurut sejumlah pengamat, solusinya harus dimulai dari perencanaan yang profesional. BUMN Perkebunan yang baru, sejak awal harus punya komitmen kuat untuk tidak mengulangi kesalahan swasta. Artinya, tidak ada lagi deforestasi, konflik agraria harus diselesaikan, dan ekosistem alam Sumatera serta Indonesia wajib dijaga.

Dengan perencanaan yang matang, target jangka panjang hingga 2035 bisa diwujudkan. Misalnya, produksi sawit BUMN bisa ditingkatkan signifikan tanpa membuka hutan baru. Restorasi jutaan hektar lahan kritis harus jadi prioritas. Populasi satwa langka seperti orangutan dan harimau Sumatera harus dijaga agar stabil, bahkan meningkat.

Dampak ekstrem seperti banjir bandang diharapkan bisa ditekan drastis. Ekspor ke pasar Eropa juga akan lebih aman karena mematuhi aturan keberlanjutan. Yang tak kalah penting, laba bersih BUMN yang besar harus kembali ke kas negara untuk membiayai hal-hal penting seperti pendidikan dan kesehatan.

Pada akhirnya, semua ini butuh keberanian politik. Butuh seorang pemimpin yang sungguh-sungguh berani melawan oligarki dan membersihkan BUMN dari dalam. Butuh reformasi hukum yang ditegakkan tanpa pandang bulu.

Baru setelah itu, jargon "Sawit untuk Rakyat" bukan lagi sekadar mimpi. Bukan hanya untuk segelintir keluarga.

Sayangnya, hingga detik ini, belum ada tanda-tanda serius ke arah sana.

(")


Halaman:

Komentar