Selatan Tercekik, Utara Dikejar Kereta Cepat: Ironi Infrastruktur Jawa Barat

- Jumat, 05 Desember 2025 | 15:54 WIB
Selatan Tercekik, Utara Dikejar Kereta Cepat: Ironi Infrastruktur Jawa Barat

Bayangkan jika fokus dialihkan ke selatan. Penyelesaian jalur kereta selatan, percepatan tol Garut-Tasik-Ciamis, perbaikan jalan nasional yang kronis. Dampaknya akan langsung menyentuh hidup banyak orang.

  • Distribusi hasil bumi dan produk lokal jadi lebih efisien, biaya logistik turun.
  • Destinasi wisata seperti Pangandaran atau dataran tinggi Garut akan lebih mudah dijangkau, mendongkrak pendapatan daerah.
  • Buat mahasiswa, tenaga kesehatan, atau warga biasa yang perlu ke Bandung atau Jakarta, perjalanan tak lagi jadi siksaan.

Lalu, apa dampak nyata menambah kereta cepat lagi di utara? Mungkin menghemat waktu tempuh segelintir orang. Itu saja. Manfaatnya sangat tidak sebanding dengan potensi transformasi jika dana triliunan rupiah itu dialihkan untuk membangun konektivitas dasar di selatan.

Jebakan Proyek Megah

Memang, proyek-proyek besar dan gemerlap itu selalu menarik perhatian. Media ramai memberitakan, pejabat bisa berfoto di sebelah maketnya. Tapi kita harus waspada. Ketika proyek semacam Kereta Kilat Pajajaran yang konon anggarannya mencapai Rp8 triliun itu menyerap sumber daya begitu besar, suara dari daerah tertinggal semakin tenggelam.

Pertanyaan kritisnya harus terus diajukan:

  • Ini proyek untuk siapa, sebenarnya?
  • Apanya yang urgent, sementara kebutuhan lain lebih mendesak?
  • Ini bagian dari strategi pemerataan, atau sekadar pertunjukan?

Jika jawabannya tidak jelas, atau tidak memihak kepentingan publik yang lebih luas, maka arah pembangunan itu sendiri yang perlu dikoreksi.

Sudah Waktunya Berpihak

Momennya sekarang. Pemerintah provinsi dan pusat harus berani mengalihkan fokus secara serius. Bukan dengan wacana, tapi dengan langkah konkret. Prioritasnya jelas: selesaikan konektivitas di Jawa Barat selatan. Itu akan jadi game changer yang sesungguhnya.

Pembangunan infrastruktur pada akhirnya bukan soal beton dan besi semata. Tapi soal keadilan. Saatnya pemerintah hadir untuk mereka yang paling membutuhkan, bukan menambah kemewahan bagi yang sudah terlayani dengan baik. Pemerataan akses adalah ujian sebenarnya dari komitmen itu. Dan ujian itu, untuk sekarang, ada di selatan.


Halaman:

Komentar