Sejak Kamis malam lalu, Dayeuhkolot kembali terendam. Kawasan di Kabupaten Bandung yang langganan banjir ini pun lumpuh total. Aktivitas warga terkunci, mobilitas macet total.
Hingga Jumat pagi, situasinya belum membaik. Ruas-ruas jalan utama masih tertutup genangan. Dari Jembatan Cipurut yang mengarah ke Bojongsoang, hingga kawasan Metro di jalur Moh. Toha menuju Dayeuhkolot, semuanya terendam. Di titik-titik tertentu, airnya bahkan mencapai satu meter. Seperti di depan Masjid Ash Shofia dan Pasar Dayeuhkolot.
Akibatnya, banyak ruko dan kios pasar terpaksa tutup. Hanya truk-truk besar yang berani melintas. Para pekerja pabrik dan pengendara motor kebingungan, mencoba mencari jalan memutar atau sekadar menepi, menunggu air surut. Beberapa yang nekat, nasibnya malang. Motor-motor mogok di tengah jalan. Bahkan sebuah truk pengangkut kayu pun ikut mati mesin setelah memaksakan diri.
Di tengah kesulitan itu, ada pemandangan lain. Beberapa anak justru asyik bermain air, seolah banjir adalah hiburan yang ditunggu-tunggu.
“Bosan, Tapi Mau Gimana Lagi”
Nita Nurhalisa (26), warga Bojong Asih, menghela napas. Rumahnya ikut kebanjiran sejak Kamis sore.
“Ini dari kemarin. Kemarin hujan dari siang sampai sore, airnya naik,” ujarnya usai pulang dari rumah saudara.
Menurut Nita, kondisi di Bojong Asih lebih parah lagi.
“Tadi [di sini] sepinggang. Di Bojong Asih mah tinggi, soalnya dalam banget. Ada yang sampai 1,5 meter kayaknya yang dekat Citarum,” tuturnya.
Artikel Terkait
Gugatan Warga: Ketika Rakyat Menagih Janji Konstitusi untuk Lingkungan
Mandi Jumat: Antara Wajib dan Sunnah, Bagaimana Imam Syafii Memahaminya?
Putin Tegaskan Ambisi di Donbas Usai Pembicaraan dengan Utusan AS Mandek
Buruh Ancam Mogok Nasional, Desak Prabowo Bersihkan Kabinet dari Koruptor