Menurut sejumlah saksi, upaya mereka tak sia-sia. Informasi yang diterima Iskandar menyebutkan, para warga itu masih hidup. Mereka bertahan dan mengungsi di dalam hutan.
Evakuasi pun digencarkan. Kemarin pagi, tim yang dipimpin Dandim Aceh Timur kembali bergerak. Kali ini mereka membawa speedboat untuk menjemput warga yang terisolasi.
“Insyaallah kini kondisinya sudah bisa kita kendalikan,” jelas Iskandar, mencoba meyakinkan.
Meski begitu, pekerjaan rumah masih menumpuk. Lumpur masih di mana-mana, menutupi jalan-jalan, termasuk area perkotaan. Pasca banjir, yang paling dibutuhkan adalah alat berat untuk membersihkan semuanya.
“Selepas banjir kita membutuhkan alat berat. Yang saya sudah sampaikan ke perwakilan BNPB di Aceh Timur, agar bisa diusulkan ke Jakarta, agar kita bisa mendapatkan alat berat. Kemudian, peralatan-peralatan pembersihan lumpur, kayu, kemudian sampah yang sangat banyak sekali,” kata Iskandar.
Rupanya, setelah air surut, perjuangan belum usai. Membersihkan sisa-sisa bencana adalah babak berikutnya.
Artikel Terkait
Dari Penolakan ke Barista: Kisah Akbar dan Kopi Tutur Rasa yang Pecah Batas
Bencana Sumatera: Pesantren NU Terdampak, PBNU Buka Jalur Alternatif
Warung Kecil di Bantul Buka Dapur Gratis untuk Mahasiswa Korban Bencana
AI UGM Keliru Sebut Jokowi Bukan Alumni, Kampus Buka Suara