Namun begitu, sejarah kita mengingatkan sesuatu. Kancil bukan cuma lincah. Ia juga licin. Ia bisa membawa rakyat tertawa lebar, sambil secara halus mengubah haluan kebijakan. Bisa mengelus punggung rakyat dengan janji, sembari memindahkan papan catur politik dari balik layar. Dan bangsa Indonesia? Seperti biasa, kita seringkali hanya menjadi penonton setia di panggung lelucon politik yang tak pernah benar-benar usai.
Ingat sepuluh tahun lalu? Kita berbisik penuh harap:
“Asal lepas dari mulut buaya, kita aman.”
Sekarang, kita seperti tersadar dan bergumam:
“Ternyata kita masuk mulut kancil.”
Ini bukan soal kancil itu jahat atau tidak. Bukan itu poinnya. Tapi kancil punya naluri yang kuat: dirinya harus selamat dulu, baru kemudian memikirkan keadaan hutan di sekelilingnya. Itulah sumber ketakutan sekaligus harapan kita sekarang. Apakah kelincahan ini akan berbuah keberkahan untuk semua, atau justru berubah menjadi kelicikan yang hanya menguntungkan segelintir pihak?
Pada akhirnya, semua ini memperlihatkan sebuah ironi yang terus berulang. Bangsa ini seolah lebih sering dipimpin oleh karakter individu, bukan oleh sistem yang kokoh. Ketika sistem membiarkan seorang pemimpin menjadi pusat dari segala orbit kekuasaan, maka buaya bisa membesar, kancil bisa membelit. Rakyat pun hanya bisa berharap-harap cemas, agar tidak terus berpindah dari mulut satu predator ke mulut predator lainnya.
Tapi, sejarah juga punya catatan lain. Bangsa yang besar tidak akan selamanya jadi mangsa. Ada harapan, suatu hari nanti, kita tidak perlu lagi melompat-lompat dari satu mulut ke mulut lain. Kita bisa berjalan tegak, dipimpin oleh sosok yang tak perlu berubah jadi buaya atau kancil hanya untuk membuktikan cintanya pada negeri ini.
Benz Jono Hartono
Praktisi Media Massa, Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ) PWI Pusat, Executive Director HIAWATHA Institute di Jakarta
Artikel Terkait
Gus Ipul Tegaskan: Penyandang Disabilitas Harus Jadi Prioritas dalam Tanggap Darurat
Jabar dan PUPR Sepakati Kerja Sama, Citarum Masuk Prioritas
Stok Cuma di Atas Kertas, Warga Sumut Teriak: Sudah Lima Hari Tak Ada BBM!
Kalapas Sulut Dicopot Diduga Paksa Warga Binaan Muslim Makan Daging Anjing