Semua berujung pada Senin, 1 Desember 2025. Sekitar pukul 13.39 waktu setempat, tim gabungan melaporkan target terlihat di lobi sebuah hotel di Sihanoukville. Dewi kemudian masuk ke sebuah Toyota Prius putih.
Saat mobil itu mulai melaju, aparat dari BNN, Interpol, dan Kepolisian Kamboja langsung bergerak. Mereka mencegat kendaraan tersebut.
Di dalam mobil, Dewi Astutik ditemukan bersama seorang pria. Proses verifikasi wajah dan identitas pun dilakukan di tempat. Semua harus dipastikan cocok dengan data di DPO.
“Begitu visual identitas cocok, tim langsung mengamankan target tanpa memberi ruang untuk kabur,” kata Suyudi.
Jaringan Global dan Ancaman yang Nyata
Bagi BNN, penangkapan Dewi adalah pukulan telak bagi sindikat narkoba internasional. Perempuan ini dinilai sebagai aktor kunci dalam distribusi narkotika dari kawasan Golden Triangle. Dia disebut bekerja sama dengan Fredy Pratama dan aktif merekrut kurir untuk jaringan yang membentang dari Asia hingga Afrika.
Bahkan, namanya juga tercatat dalam daftar buronan otoritas Korea Selatan. Jaringannya luas dan sangat berbahaya.
Suyudi menegaskan, ancaman seperti ini tak mengenal batas negara. Satu-satunya cara melawannya adalah dengan kolaborasi global.
“Jaringan ini bergerak lintas negara. Karena itu kerja sama internasional menjadi satu-satunya cara untuk memutus rantai mereka,” tegasnya.
Sebagai gambaran, pengungkapan 2 ton sabu yang melibatkan Dewi sebelumnya diperkirakan telah menyelamatkan sekitar 8 juta jiwa dari jerat narkoba. Angka yang sungguh mencengangkan, sekaligus mengingatkan betapa ganasnya bisnis haram ini.
Artikel Terkait
Dua Hari Kelaparan, Warga Aceh Timur Terjebak di Tengah Banjir dan Jalan Putus
Bambu dan Kayu Pulihkan Jalur Vital Tapteng Pasca-Bencana
Warkop di Yogya Buka Dapur Gratis untuk Mahasiswa Korban Bencana Sumatera
KAKI Desak Kejagung Percepat Penetapan Tersangka Korupsi Tol Cawang-Pluit