Dari Magang ke Sidang: Fitrah Nusantara Bongkar Kode Rahasia Pengacara

- Rabu, 03 Desember 2025 | 06:06 WIB
Dari Magang ke Sidang: Fitrah Nusantara Bongkar Kode Rahasia Pengacara

Tanpa ragu, Fitrah mengeluarkan ponsel barunya. Diam-diam, dia merekam setiap kedipan dan gerakan itu. Kameranya kini cukup bagus untuk dijadikan bukti.

Begitu sidang usai, dia menyergap si pengacara di koridor yang sepi.

"Permisi, Bu Pengacara," sapa Fitrah dengan senyum paling polosnya. "Kode etik advokat tadi menarik sekali. Gerakan mata dan jari itu... kalau saya tidak salah, bisa ditafsirkan sebagai upaya mengarahkan saksi. Risiko diskualifikasi, lho. Atau malah pidana."

Wajah pengacara itu berubah pucat mendadak, seperti mayat hidup.

"Kamu berani menuduh saya?!" desisnya. "Kamu punya kedudukan hukum apa di sini?!"

"Saya tidak menuduh. Saya hanya mendokumentasikan," jawab Fitrah santai, memperlihatkan ponselnya sejenak. "Biar prosesnya jujur dan adil, sesuai hukum."

Seketika itu juga, sikap si pengacara berubah total.

"Nak, ada perlu apa?" suaranya jadi lunak, ramahnya mendadak seperti sales yang lagi promo.

"Cuma mau konfirmasi jadwal sidang selanjutnya, Bu," ujar Fitrah. "Oh iya, sekalian saya mau tanya ke majelis hakim soal tata krama di persidangan. Atau mungkin saya unggah saja rekamannya? Biar publik yang nilai."

Keramahan si pengacara langsung melonjak seribu persen. Dia memberikan jadwal lengkap, menawarkan kopi mahal, dan berjanji akan kasih informasi eksklusif untuk kasus-kasus besar mendatang. Mungkin sekadar taktik pengalihan, tapi siapa yang peduli.

Fitrah tersenyum. Dia sudah menemukan medan tempur barunya. Di balik jubah hitam dan istilah Latin yang njlimet, intriknya ternyata sama kejamnya. Permainannya halus, tapi konsekuensinya nyata.

Babak baru Fitrah Nusantara resmi dimulai. Dengan status wartawan tetap, mental baja, dan ponsel baru yang baterainya selalu penuh, dia siap membongkar semua drama di balik tembok pengadilan.

(Bersambung: Skandal Korupsi Dana Bansos Terungkap)


Halaman:

Komentar