Ia bahkan menyematkan istilah “curut” untuk menggambarkan para pendukung tersebut. Istilah itu, yang jelas bernada merendahkan, menunjukkan bagaimana konflik verbal di kalangan elit politik kian memanas dan personal.
Yang bikin pernyataannya makin keras adalah ketika ia menyebut dua nama besar.
“Sekelas JKW, Moeldoko begal partai, gw lawan. Apalagi curut pendukung Gibran,”
Kalimat itu merujuk pada kisruh internal Partai Demokrat tahun 2021. Saat itu, Moeldoko dituding mencoba mengambil alih kendali partai lewat Kongres Luar Biasa di Deli Serdang. Meski upayanya akhirnya tidak disahkan oleh MK, memori peristiwa itu masih terasa hangat dan kerap diangkat dalam perdebatan politik.
Dengan menyebut pengalamannya "melawan" figur sekaliber Jokowi dan Moeldoko, Rommi sepertinya ingin menyampaikan pesan yang jelas: dia tidak takut. Konflik politik tingkat tinggi saja sudah dihadapinya, apalagi sekadar menghadapi serangan di dunia maya. Pernyataannya ini bukan cuma kritik biasa, tapi lebih seperti pernyataan sikap yang siap memicu gelombang baru perbincangan.
Artikel Terkait
Ketika Nama Jenderal Menjadi Alamat Penderitaan Rakyat
Luhut Buka Suara Soal Polemik Bandara IMIP: Tidak Ada Republik di Dalam Republik
KUHAP Baru Tambah Empat Upaya Paksa, Izin Pengadilan Diperketat
Sorak-Sorai Merpati di Tengah Beton: Kisah Pehobi Jakarta Bertahan di TPU Menteng Pulo