Menteri Keamanan Chris Tang Ping-keung punya pendapat tentang mengapa api bisa merambat dengan begitu cepat dan dahsyat. Menurutnya, kombinasi jaring perancah yang tidak tahan api dengan material lain seperti panel busa menjadi biang keladinya. "Kobaran api yang meluas itu tidak biasa," ujarnya.
Yang lebih memprihatinkan, ada indikasi kecurangan. Tang menduga kontraktor sengaja menggunakan material murah dan tidak aman di area yang sulit dilihat atau dijangkau. Sebaliknya, di tempat yang mudah diperiksa, mereka memasang jaring dengan standar yang sesuai. Praktik yang berbahaya dan penuh perhitungan.
Lembaga antikorupsi Hong Kong, ICAC, tak tinggal diam. Mereka sudah bergerak dan menahan delapan orang terkait kasus ini. Yang ditangkap termasuk dua direktur dan dua manajer proyek dari firma konsultan renovasi, tiga subkontraktor, serta seorang perantara. Dokumen kerja dan catatan bank dari 13 lokasi juga disita untuk penyelidikan lebih lanjut.
Di sisi lain, kepolisian setempat telah menahan tiga orang lain dengan tuduhan pembunuhan. Jalur hukum pidana mulai dibuka.
Korban jiwa terus bertambah. Hingga kini, angka kematian resmi mencapai 151 orang. Sekitar 30 di antaranya masih dalam proses identifikasi yang memakan waktu. Di antara para korban, terdapat sembilan WNI yang bekerja di sektor domestik. Mereka turut menjadi korban dalam insiden nahas ini.
Suasana duka masih menyelimuti Hong Kong. Investigasi yang berlapis kini menjadi harapan satu-satunya untuk mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan.
Artikel Terkait
Susi Pudjiastuti Soroti Penyusutan Hutan Sumatera Pemicu Banjir Besar
Prabowo Ambil Komando Penuh, Korban Banjir Bandang Sumatera Tembus 631 Jiwa
Gembong Narkoba Dewi Astutik Ditangkap di Sihanoukville, Segera Diekstradisi
Pemerintah Siapkan Huntara dan Huntap untuk Korban Bencana Aceh-Sumatera