Banjir dan Longsor Terjang Beberapa Wilayah di Sumatera Utara, 13 Tewas
Kota Sibolga dan tiga kabupaten di Sumatera Utara diguncang bencana. Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Selasa (25/11) lalu itu merendam ribuan rumah dan merenggut nyawa. Setidaknya, 13 orang dilaporkan meninggal dunia dalam musibah tersebut.
Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, bencana ini dipicu cuaca ekstrem yang terjadi berturut-turut sejak Senin (24/11).
Di sisi lain, korban jiwa dirinci lebih lanjut oleh Sri Wahyuni Pancasilawati dari BPBD Provinsi Sumut. Dari total 13 korban tewas, sembilan di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan dan empat dari Tapanuli Tengah.
Kota Sibolga Porak-Poranda
Hujan deras yang tak henti selama lebih dari dua hari di Sibolga akhirnya memicu banjir dan longsor. Laporan Pusdalops BNPB per Rabu pagi menggambarkan situasi yang cukup memprihatinkan. Banjir mengalir dengan deras, menghantam rumah-rumah warga tanpa ampun. Arus air yang kuat itu tak hanya menyapu kendaraan, tapi juga merusak infrastruktur dan membawa serta material lumpur, batang pohon, hingga sampah rumah tangga.
Beberapa kelurahan yang terdampak banjir antara lain Angin Nauli, Aek Muara Pinang, Aek Habil, Pasar Belakang, dan Pasar Baru. Sementara untuk longsor, wilayah terdampak jauh lebih luas, menjangkiti belasan kelurahan di empat kecamatan berbeda seperti Angin Nauli, Simare-mare, Parombunan, hingga Pancuran Gerobak.
Akibatnya, satu warga mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan. Tiga unit rumah termasuk satu ruko ikut terdampak, ditambah beberapa akses jalan yang rusak sehingga menghambat mobilitas warga.
Artikel Terkait
Empat Tersangka Baru Kasus Pencurian Louvre Ditangkap, Harta Karun Napoleon Masih Hilang
Tangan Patah Akibat Amukan Pelajar di Karawang, Korban Trauma dan Tolak Sekolah
Dua Petinggi Propam Sumut Dicopot Sementara Diduga Langgar Kode Etik
Tawaran Damai Kubus Jokowi Dinilai Sinyal Kelemahan di Kasus Ijazah