Lagi, KPK "Dipermalukan" Presiden Prabowo
KPK pasti lagi nyesek banget. Bayangin aja, mereka udah senyam-senyum karena buruannya akhirnya bisa dijebloskan ke penjara. Eh, begitu vonis jatuh, presiden malah membebaskan orang itu. Rasanya kayak ditampar pelan-pelan. Mari kita bahas bagaimana KPK kembali "dipermalukan" sambil kita seruput kopi, wak!
Bayangkan perjuangan KPK. Mereka harus lari ngejar koruptor kelas kakap, memanjat bukit berkas yang tingginya bukan main, sampai menyelam ke lautan data transaksi yang ruwet. Semua itu butuh biaya miliaran, tenaga, dan pemikiran yang bikin kepala panas. Penyidik rela begadang berbulan-bulan, demi satu tujuan: menyeret si terdakwa ke balik jeruji. Saat hakim akhirnya mengetuk palu, rasanya lega sekali. Satu lagi beres.
Tapi, datanglah sang presiden.
Dengan hak prerogatif yang dia punya, seolah-olah dia bawa tongkat ajaib. Dalam sekejap, dengan gerakan tangan, terdakwa yang semestinya masuk sel malah bisa melenggang bebas. Senyumnya tipis, kayak baru pulang dari liburan.
Ambil contoh Ira Puspadewi yang dapat "rehabilitasi". Katanya buat pemulihan martabat. Martabat siapa, ya? Si terdakwa atau justru martabat KPK yang jadi bahan tertawaan? Lalu ada Tom Lembong yang dapat "abolisi", semacam penghapusan jejak hukum, persis kayak file sampah yang dihapus permanen. Belum lagi Hasto Kristiyanto yang dikasih "amnesti", kayak reset total, seolah-olah dia nggak pernah melakukan kesalahan. Ini bukan cuma pengampunan biasa, ini kayak sulap tingkat tinggi.
Coba deh bayangin perasaan penyidik KPK. Mereka kerja keras banget, kayak masak rendang berhari-hari, eh tiba-tiba ada yang bilang, "Maaf, nggak jadi dimakan." KPK cuma bisa bengong. Sendoknya jatuh, keringat dingin mengucur. Di mata masyarakat, jadinya seperti ini: KPK yang tangkap, presiden yang lepaskan. Mirip polisi yang baru aja nangkep maling, terus kepala desa datang dan bilang, "Sudah, dia orang baik. Lepasin aja."
Artikel Terkait
Dari Uap Tahu di Cileunyi, Program MBG Pacu Omzet 50 Persen
Truk Tangki Mogok di Cawang, Arus Tol Cikampek Tersendat Parah
Dukungan Tak Terduga Ikhwanul Muslimin untuk Bayi Republik Indonesia
Sutoyo Abadi Bongkar Skema Negara dalam Negara di Balik Bandara Morowali