Udara Sabtu (22/11) siang di Petamburan, Jakarta, dipecahkan oleh riuh rendah anak-anak. Mereka berlarian mengejar gelembung-gelembung sabun yang berterbangan, menciptakan pemandangan yang kontras dengan kesibukan kota di sekelilingnya.
Bagi mereka, bahagia itu sederhana sekali. Cukup dengan sisa sabun cuci piring dari rumah, imajinasi, dan kebersamaan. Tak perlu mainan mahal atau wahana hiburan.
Radit, salah satu dari mereka, adalah sumber tawa hari itu. Dengan ceria, ia dan kawan-kawannya berkumpul di sebuah lapangan dekat Kali Banjir Kanal Barat. Modal utamanya? Hanya sebotol sabun cuci piring yang nyaris habis.
Di sisi lain, momen seperti ini adalah pengingat yang manis. Di tengah pemukiman yang padat dan hiruk-pikuk ibu kota, tawa polos anak-anak itu membuktikan suatu hal. Kebahagiaan sesungguhnya tidak selalu harus dibeli.
Inilah potret masa kecil yang paling jujur. Bermain dan menikmati hal-hal sederhana, yang kelak akan melekat dalam memori sebagai kenangan paling berharga.
Artikel Terkait
Jenazah Korban Dibongkar, Polisi Buru Bukti Pembunuhan Bocah Disabilitas di Merauke
PDIP Garisbawahi Fondasi Politik: Budaya, Sejarah, dan Cita-Cita
Tabungan Umrah Berujung Maut: Wanita 59 Tahun Tewas Ditikam Orang Kepercayaan
Malam Minggu di Sudirman-Thamrin: Kemacetan Parah dan Hirup Pukau Ibu Kota