Cerita duka ini bermula pada Senin (1/9) malam. Deqing Zhuoga mulai mengeluh merasa tidak enak badan kepada seorang karyawan bernama Putu Eka. Sekitar pukul 20.00 WITA, ia mengeluhkan pusing, sakit punggung, dan lemas yang luar biasa. Tak lama kemudian, sekitar pukul 20.15 WITA, keluhannya kembali disampaikan.
Keadaan semakin buruk ketika Putu Eka mendapati Deqing muntah sekali ke dalam tempat sampah di dekat kasurnya. Korban yang sedang lemah itu sempat meminta air dan pisang. Kemudian, pada pukul 23.30 WITA, Putu Eka berinisiatif mengajaknya berobat ke sebuah klinik.
Sayangnya, meski dokter menyatakan Deqing mengalami dehidrasi dan menyarankan rawat inap, korban menolak. Alasan biaya menjadi penghalang. Deqing pun memilih untuk dirawat jalan dan diantar kembali ke hostel.
Menurut Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti dari Polres Badung, penyebab pasti kematian Deqing masih belum bisa disimpulkan sepenuhnya. Namun begitu, ada petunjuk dari hasil autopsi.
Dugaan sementara, kematiannya disebabkan oleh diare yang memicu dehidrasi berat. Sebuah akhir yang sungguh menyedihkan di tengah impian libutannya di Bali.
Artikel Terkait
Gibran Buka Suara Soal Penghapusan Visa Indonesia-Afrika Selatan di Forum Johannesburg
Aksi Bakar Al-Quran di Dearborn Picu Ketegangan Politik
Kasus Munir Kembali Menghantui, Muchdi Purwoprandjono Diperiksa Ulang
Misteri Kematian Dosen UNTAG: Saksi Kunci dari Kalangan Polisi