Dusun Kamar A dan Sumbersari di Desa Supiturang, Lumajang, adalah tempat yang paling menderita. Erupsi Gunung Semeru pada Rabu lalu benar-benar mengubah segalanya.
Dua hari kemudian, suasana di sana sunyi senyap. Menjelang senja di hari Jumat, sekitar pukul lima lebih lima belas, tak ada satu pun penghuni yang terlihat. Kedua dusun itu seperti kota mati.
Material vulkanik di mana-mana. Batu-batu besar dan pasir memenuhi jalan dan halaman rumah. Banyak bangunan hancur total, tertimbun tanpa ampun. Puing-puing berserakan tak karuan, membentuk pemandangan yang suram dan memilukan.
Di sisi lain, nasib tragis menimpa SDN Supiturang 02 di Dusun Sumbersari. Sekolah itu kini sudah tidak ada. Bangunannya rata dengan tanah, seolah-olah lenyap ditelan bumi setelah diterjang Awan Panas Guguran.
Artikel Terkait
Tim Hukum Untag Semarang Desak Pengungkapan Fakta di Balik Misteri Kematian Dosen Muda
Jalan di Sriharjo Bantul Ambles, Warga Terpaksa Tempuh Jalur Memutar
Menguak Konsep Dosa Jariyah: Bukan Warisan, Tapi Jejak yang Tak Terputus
Trump Ayunkan Tongkat Sanksi Minyak, Siapkan Rencana Damai Kontroversial untuk Ukraina