Dusun Kamar A dan Sumbersari di Desa Supiturang, Lumajang, adalah tempat yang paling menderita. Erupsi Gunung Semeru pada Rabu lalu benar-benar mengubah segalanya.
Dua hari kemudian, suasana di sana sunyi senyap. Menjelang senja di hari Jumat, sekitar pukul lima lebih lima belas, tak ada satu pun penghuni yang terlihat. Kedua dusun itu seperti kota mati.
Material vulkanik di mana-mana. Batu-batu besar dan pasir memenuhi jalan dan halaman rumah. Banyak bangunan hancur total, tertimbun tanpa ampun. Puing-puing berserakan tak karuan, membentuk pemandangan yang suram dan memilukan.
Di sisi lain, nasib tragis menimpa SDN Supiturang 02 di Dusun Sumbersari. Sekolah itu kini sudah tidak ada. Bangunannya rata dengan tanah, seolah-olah lenyap ditelan bumi setelah diterjang Awan Panas Guguran.
Artikel Terkait
DPR dan Polda Metro Jaya Gelar Rapat Tertutup, Sosialisasi KUHAP 2026 Jadi Agenda Utama
Polres Sintang Gelar Sidang Kode Etik untuk Anggota yang Mangkir Tugas
BLTS Kesra Lampung Cair, 400 Ribu Keluarga Bisa Ambil Bantuan di Pos Indonesia
Aturan BPJS Non-Berjenjang Terganjal Kesiapan Kamar Pasien