Tanggap Darurat Ditetapkan Selama Seminggu
Merespons situasi ini, Pemkab Lumajang akan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, mulai 19 hingga 26 November 2025. Abdul Muhari dari BNPB berharap dengan status ini, penanganan darurat bisa lebih efektif.
Hingga Rabu malam, tercatat tiga desa di Lumajang yang terdampak: Supiturang, Oro-Oro Ombo di Pronojiwo, dan Penanggal di Candipuro. Warga di ketiga desa ini sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Nasib 178 Pendaki di Ranu Kumbolo
Yang cukup mengkhawatirkan, sebanyak 178 orang masih berada di Ranu Kumbolo saat erupsi terjadi. Menurut Septi Eka Wardhani dari BB TNBTS, mereka terdiri dari pendaki, petugas, hingga tim Kementerian Pariwisata.
Namun begitu, kabar baik datang dari Humas BB TNBTS Endrip Wahyutama. "Untuk saat ini, kondisi di Ranu Kumbolo relatif aman," katanya. Lokasi Ranu Kumbolo yang berada di utara ternyata berlawanan dengan arah awan panas yang menuju tenggara-selatan. Rencananya, para pendaki akan turun ke Ranupani pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB.
Larangan Aktivitas di Radius 20 Km
BNPB mengeluarkan imbauan keras. Abdul Muhari meminta semua aktivitas, termasuk ekonomi, dihentikan sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 20 kilometer. Sungai ini memang dikenal sebagai jalur lahar Semeru.
"Tidak boleh ada aktivitas apa pun," tegasnya. Pemerintah daerah bersama TNI-Polri diminta menutup akses ke daerah tersebut dan memasang penanda visual yang jelas. Radius 500 meter dari sungai yang mengarah ke Besuk Kobokan juga termasuk zona berbahaya.
Artikel Terkait
Latihan TNI di Belinyu Berbuah Tangkap Kapal Penyelundup Pasir Timah
Sosrobahu Menari di Atas Keramaian Jogja, Jawab Tantangan Keraton
Pengendara di Maros Berulah, Nyaris Pukul Petugas Saat Razia
Pohon Tumbang Timbulkan Kemacetan di Kawasan Senayan