"Dalam rangka mencari penyelesaian yang lebih besar dan lebih beradab, kami menawarkan pendekatan yang dikenal dalam kajian politik sebagai Marcos Way," jelasnya.
"Menyediakan jalan keluar berupa kesempatan untuk menjalani perawatan medis di luar negeri, dapat menjadi solusi yang elegan dan manusiawi. Ini yang kami tawarkan," tegas Dokter Tifa.
Menurut penjelasannya, pendekatan semacam ini dinilai mampu menciptakan situasi yang menguntungkan berbagai pihak. Di satu sisi, negara dapat menjaga stabilitas sosial dan menghindari potensi eskalasi konflik, sementara di sisi lain, mantan presiden tetap mendapatkan perlindungan kesehatan yang layak.
Dokter Tifa juga mengungkapkan bahwa gagasan ini telah melalui proses konsultasi dengan para ahli.
"Kami sudah berkonsultasi dengan para pakar, para ahli yang kurang lebih terdiri atas 30 profesor dan doktor, terdiri atas multidisiplin dan mereka semua berdiskusi day by day dengan kami," paparnya mengenai dasar pertimbangan usulan tersebut.
Rekomendasi untuk memberikan fasilitas perawatan kesehatan di luar negeri ini, menurut Dokter Tifa, merupakan bagian dari upaya mencari penyelesaian yang bermartabat bagi semua pihak yang terlibat.
Pernyataan ini disampaikan Dokter Tifa dalam konteks statusnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan fitnah terkait ijazah mantan Presiden Joko Widodo, sekaligus sebagai praktisi medis yang memberikan analisis kondisi kesehatan.
Artikel Terkait
Mesin Enigma Nazi Laku Rp 9 Miliar, Rekor Dunia Terkerek Lagi
Maut di Balik Kemulusan Tol Cipali: Ketika Jalan Lengang Justru Mematikan
Prabowo Puji Desain Jembatan Kabanaran, Minta Anak Sekolah Tak Lagi Dipaksa Menyambut
Gaza Berduka, 22 Nyawa Melayang dalam Serangan Terbaru Israel