Program pengiriman tenaga kerja ini akan melibatkan dua sumber utama rekrutmen. Sebanyak 200.000 orang akan diambil dari masyarakat umum yang berminat bekerja di luar negeri, sementara 300.000 lainnya khusus direkrut dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 8 triliun untuk program pelatihan intensif yang mencakup peningkatan kompetensi teknis dan penguasaan bahasa asing. Fokus pelatihan difokuskan pada bidang-bidang yang memiliki permintaan tinggi di pasar kerja global, seperti:
- Welder (juru las)
- Hospitality (perhotelan)
- Caregiver (perawat)
- Pekerja terampil di sektor lainnya
Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Vokasi
Untuk memastikan kesiapan tenaga kerja, pemerintah telah menjalin komunikasi dengan berbagai lembaga pendidikan vokasi, termasuk Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi pendidikan kejuruan lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyiapkan calon pekerja migran yang kompeten dan memenuhi standar kualifikasi internasional.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi terhadap tantangan ketenagakerjaan dalam negeri, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing di pasar global.
Artikel Terkait
Mengabaikan: Ketika Sikap Acuh Tak Acuh Menggerogoti Ikatan Sosial
Tahun Baru 2026, Prabowo Nyanyikan Tanah Airku Bersama Pengungsi Batang Toru
Prabowo Akhiri Tahun di Pengungsian, Kunjungan Aceh Ditunda Akibat Cuaca
Risma Bawa Solusi Ternak Mini untuk Korban Banjir Agam