Rutinitas Berjualan dan Kehidupan Sehari-hari Seorang Perajin Akik
Untuk menopang kehidupannya, Manto berjualan secara keliling ke berbagai titik strategis di Bandung. Mulai dari Alun-alun Bandung, area Gasibu, hingga kawasan Punclut menjadi saksetia perjalanannya mencari rezeki. Ia tinggal secara kontrakan bersama rekan-rekan sesama penjual cincin, yang juga tersebar di berbagai lokasi seperti Soreang.
Meski penghasilannya tidak tetap, Manto mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. "Dalam berjualan, semuanya tergantung rezeki. Yang penting, ini bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari," katanya dengan sikap rendah hati. Ikatan dengan tanah kelahirannya pun tidak pernah putus. Manto masih sesekali pulang ke Pemalang, terutama ketika musim tanam tiba, menjembatani dua kehidupannya yang berbeda.
Kisah Manto adalah potret nyata tentang ketekunan, kesederhanaan, dan kecintaan pada warisan budaya Indonesia seperti batu akik. Di usia yang tak lagi muda, semangatnya untuk terus berkarya dan berbagi keindahan batu akik kepada masyarakat Bandung dan para pelancong tetap membara.
Artikel Terkait
300 Taman Kecil di Jakarta: Program Gubernur Pramono Anung untuk Ruang Hijau Permukiman
Update Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta: Kondisi Terkini & Sistem PJJ Masih Berlaku
Aksi Bersih-Bersih Kali Bekasi oleh Warga, TNI AL, dan Basarnas Peringati Hari Pahlawan
Update Pemulihan Psikologis Siswa SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan: Asesmen Berjalan, Mayoritas Siswa Rindu Sekolah