Ia menegaskan bahwa penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai keputusan yang tidak mencerminkan prinsip keadilan dan kemanusiaan.
"Soeharto adalah tokoh yang dianggap bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran HAM dan tindakan penindasan selama masa pemerintahannya. Pengangkatannya sebagai pahlawan nasional justru mengabaikan fakta sejarah tersebut. Aksi ini lahir dari rasa marah dan luka kolektif kami," tegasnya.
Selama aksi berlangsung, mahasiswa membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang berisi penolakan terhadap penganugerahan gelar tersebut. Mereka juga menyerukan agar pemerintah segera mencabut keputusan yang mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional.
"Kami berkomitmen untuk terus melanjutkan aksi ini dengan skala yang lebih besar pada hari-hari mendatang. Kami juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya warga Provinsi Lampung, untuk turut bergabung dan bersama-sama menyuarakan penolakan ini," tambah Jeje.
Unjuk rasa ini merupakan bentuk respons langsung dari kalangan mahasiswa terhadap keputusan pemerintah yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. Kebijakan ini telah memicu kontroversi dan polemik di berbagai daerah, termasuk di Lampung, karena dinilai bertentangan dengan catatan sejarah mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada era Orde Baru.
Artikel Terkait
Alasan Projo Dukung Roy Suryo Tidak Ditahan di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Kata Freddy Damanik
Muhammadiyah Pelopor MBG: 150 Dapur Gizi Gratis Berdiri, Dukung UMKM
Obligasi Daerah: Peluang Investasi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan di Sarasehan Nasional
KPK Geledah Dinas Pendidikan Riau, Ungkap Modus Pemerasan Fee 5% Anggaran