Kronologi kejadian diungkapkan oleh Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jembrana. Menurutnya, musibah ini bermula ketika ketiga korban sedang mandi di sungai. Tiba-tiba, air bah dengan debit besar datang dan menyapu serta menyeret mereka.
Proses pencarian korban menghadapi kendala yang signifikan. Faktor utama adalah debit air sungai yang masih tinggi dan diperparah dengan cuaca hujan deras. Pada hari pertama, operasi pencarian terpaksa dihentikan pada pukul 22.00 WITA karena kondisi gelap dan jarak pandang yang sangat terbatas, menyulitkan para petugas.
Pada hari kedua, operasi SAR dilanjutkan kembali tepat pada pukul 06.00 WITA pagi ini. Tim gabungan mengerahkan dua unit SAR Rescue Unit (SRU) untuk melakukan penyisiran secara intensif di sepanjang aliran Sungai Penyaringan.
Hingga saat ini, operasi pencarian untuk menemukan Abdurrahman Agus masih terus dilakukan secara maksimal oleh Tim SAR Gabungan di titik lokasi dimana korban dilaporkan hilang. Masyarakatakat dihimbau untuk tetap berhati-hati terhadap potensi banjir bandang dan arus sungai yang tidak terduga, terutama di musim penghujan.
Artikel Terkait
Hukuman Ringan Pembunuhan Diduga Jadi Pemicu Maraknya Kasus Pembunuhan
Harmonisasi Raperda Sintang: Penyertaan Modal ke Bank Kalbar 2026-2027 untuk Dongkrak Ekonomi Daerah
Anggota DPRK Simeulue AS Tertangkap Pakai Ekstasi Saat Razia Klub Helen Medan
Putusan MK: Polri Aktif Wajib Pensiun untuk Jabatan Sipil, Ini Dampaknya