Sheldon Yett dari UNICEF yang pernah bertugas di Rwanda selama genosida 1994 menyatakan kekhawatiran serius: "Ada gaung genosida Rwanda di sini." Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Yale mengkonfirmasi bukti pembunuhan massal sistematis oleh RSF terhadap warga yang mencoba melarikan diri.
Kegagalan Diplomasi Internasional
Kecaman dari PBB, AS, dan Uni Eropa dinilai hanya sebagai lip service. Analis menilai komunitas internasional gagal mengambil tindakan nyata meski telah mengetahui pola kekejaman RSF di wilayah taklukkan sebelumnya. Impunitas yang dinikmati pimpinan RSF, Mohamad Hamdan "Hemedti" Dagalo, menjadi faktor pendorong terus berlanjutnya kekerasan.
Krisis Kemanusiaan yang Terus Berlanjut
UNICEF kehilangan kontak dengan relawan bantuan lokal yang menjadi ujung tombak penanganan krisis kelaparan. Banyak pekerja kemanusiaan terpaksa bersembunyi atau terus berpindah tempat karena menjadi target RSF yang menuduh mereka berkolaborasi dengan tentara.
Krisis kemanusiaan di Sudan semakin dalam dengan jatuhnya El Fasher, sementara komunitas internasional tampak tidak mampu menghentikan spiral kekerasan yang mengingatkan pada tragedi kemanusiaan terburuk di Afrika.
Artikel Terkait
Samia Suluhu Hassan Menang Telak di Pemilu 2025: Kemenangan 97% Dihantui Tuduhan Kecurangan dan 700 Korban Jiwa
Viral Momen Sanae Takaichi Geser Kursi Dekati Prabowo di APEC 2025, Apa yang Dibicarakan?
Fadli Zon Ziarah ke Makam Syekh Yusuf, Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia-Afrika Selatan
OKI Kecam Serangan Israel di Gaza, Tewaskan Lebih 100 Warga: Desakan ke Dunia Internasional