Kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah sejak November untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Hamas, sehingga mendorong perusahaan pelayaran besar mengambil rute yang lebih panjang dan mahal di sekitar Tanjung Harapan di Afrika daripada melalui Terusan Suez.
Laut Merah adalah pintu masuk kapal-kapal yang menggunakan Terusan Suez, yang menangani sekitar 12% perdagangan global dan penting untuk pergerakan barang antara Asia dan Eropa.
AS Intervensi di Laut Merah (Ihwal.id)
Amerika Serikat meluncurkan Operation Prosperity Guardian pada 19 Desember, dan mengatakan lebih dari 20 negara telah setuju untuk berpartisipasi dalam upaya melindungi kapal-kapal di perairan Laut Merah dekat Yaman.
Baca Juga: Puncak HUT Ke-18 Bakamla RI Diperingati Di Taman Proklamator, Jakarta Pusat
Maersk, salah satu pengirim kargo terkemuka di dunia, mengatakan pada 24 Desember bahwa pihaknya akan melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah. Namun, serangan terus berlanjut dan sekutu AS terbukti enggan berkomitmen pada koalisi, dan hampir setengahnya tidak menyatakan kehadiran mereka secara terbuka.
Operasi pendaratan Houthi yang gagal adalah serangan kedua terhadap Maersk Hangzhou dalam beberapa hari. Kapal yang membawa 14.000 kontainer dalam perjalanan dari Singapura itu pada hari Sabtu terkena rudal sekitar 55 mil laut barat daya Al Hodeidah, Yaman.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: beritasenator.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!