MURIANETWORK.COM - Di era digital yang semakin terbuka, kebebasan berkreasi dan berekspresi melalui teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat.
Namun, di balik kemajuan itu, muncul tantangan besar terkait batasan etika dan toleransi antaragama.
Baru-baru ini, akun Instagram bernama Pixel Helper, yang diketahui dikelola oleh organisasi aktivis asal Jerman, memicu kontroversi usai mengunggah video editan berlatar Ka'bah Mekah dengan tambahan atribut LGBT.
Baca Juga:
Diam Bukan Berarti Gak Peduli: Belajar Makna Sikap Tenang
Konten ini menuai reaksi keras dari publik, terutama umat Islam, karena dinilai melecehkan simbol suci dan menabrak nilai-nilai keagamaan.
Dunia maya kembali dihebohkan oleh sebuah konten kontroversial yang dinilai menodai simbol kesucian umat Islam.
Sebuah video yang menampilkan Ka'bah di Mekah sebagai latar, viral usai diunggah oleh akun Instagram Pixel Helper.
Baca Juga:
Forum Kebangsaan Yogyakarta Dukung 8 Tuntutan FPP TNI, Serukan Kembali ke UUD 1945 Asli dan Evaluasi Kepemimpinan Nasional
Video tersebut memantik perdebatan luas karena dinilai telah disisipi unsur promosi LGBT melalui proses editing berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI).
Hingga berita ini ditulis, video itu telah ditonton lebih dari 8,8 juta kali dan menuai gelombang protes dari berbagai kalangan.
Umat Muslim secara khusus menilai bahwa penggunaan Ka'bah—tempat paling suci dalam ajaran Islam—sebagai media promosi pesan kontroversial, adalah bentuk pelecehan terhadap simbol agama.
Baca Juga:
Viral! Aksi Brutal Diduga Debt Collector di Kalideres: Rampas Motor Warga di Jalanan Umum, Polisi Bertindak Cepat
Penggunaan Teknologi AI dalam Konten Bermuatan Sensitif Picu Polemik
Video tersebut menampilkan hasil editan canggih yang memperlihatkan atribut LGBT dengan latar belakang Ka'bah.
Meskipun teknologi AI kini semakin populer dalam dunia kreatif digital, penggunaannya untuk menyampaikan pesan yang bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan justru memunculkan polemik.
Baca Juga:
Skandal Memalukan Lembaga Adat Melayu Riau: Eks Ketua dan Bendahara Dijebloskan ke PenjaraTerkait Korupsi Dana Hibah Rp723 Juta
Banyak pengguna media sosial menilai bahwa tindakan tersebut melanggar etika dan menodai kesucian tempat ibadah.
Proses editing yang tak memperhatikan sensitivitas keagamaan ini dinilai mencerminkan kurangnya rasa hormat terhadap kepercayaan umat lain.
Desakan Netizen dan Figur Publik untuk Tindak Tegas Akun Pengunggah
Respons keras pun muncul dari netizen maupun figur publik yang menyerukan agar akun pengunggah segera ditindak.
Ajakan untuk melaporkan akun Pixel Helper ramai disuarakan melalui kolom komentar.
Ungkapan seperti “REPORT SEKARANG” hingga pernyataan “neraka menanti” mencerminkan betapa seriusnya reaksi publik terhadap konten tersebut.
Akun Instagram Pixel Helper diketahui dikelola oleh sebuah organisasi aktivis asal Jerman yang kerap mengangkat isu-isu sosial dan politik melalui konten visual digital.
Organisasi ini dikenal aktif menyuarakan pesan-pesan provokatif dengan tujuan menggugah perhatian publik internasional.
Tak heran jika konten mereka kerap menimbulkan kontroversi, termasuk video terbaru yang menyisipkan atribut LGBT pada latar Ka'bah.
Jerman sendiri merupakan salah satu negara yang sangat mendukung hak-hak LGBT, dengan legalisasi pernikahan sesama jenis dan perlindungan hukum terhadap diskriminasi orientasi seksual.
Lingkungan yang terbuka terhadap keberagaman ini menjadi latar belakang ideologi dari banyak aktivis di negara tersebut, termasuk yang berada di balik akun Pixel Helper.
Fenomena ini kembali mengingatkan pentingnya etika dalam berkarya di media sosial.
Kebebasan berekspresi seharusnya tidak dijadikan alasan untuk melecehkan simbol-simbol suci, terutama yang berkaitan dengan keyakinan dan agama.
Media Sosial Butuh Pengawasan dan Edukasi Etika Digital
Kasus ini menunjukkan urgensi pengawasan terhadap konten digital serta pentingnya edukasi tentang etika digital dan toleransi.
Kebebasan berkreasi di era teknologi harus dibarengi dengan tanggung jawab moral dan kesadaran terhadap keberagaman nilai dalam masyarakat.
Sumber: PorosJakarta
Artikel Terkait
HEBOH Arkeolog Temukan Harta Karun Emas di Bawah Patung Buddha Berbaring Thailand
VIRAL Politikus Israel Ditarik Dari Podium Saat Bicara Kondisi Gaza: Ini Kebenaran!
Saat Ferdinand Bongbong Marcos Jr Minta Semua Menteri di Kabinetnya Mundur, Ternyata Ini Alasannya!
Negara Muslim Ini Pernah Permalukan Rusia, Kini Nasibnya Tragis!