Pengungsi dari Maybrat telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai banyaknya kehadiran polisi dan militer di desa mereka, sehingga menimbulkan ketakutan di antara banyak pengungsi untuk kembali ke rumah mereka. Mereka yang telah kembali ke desanya menyatakan bahwa masyarakat tidak lagi dapat mengumpulkan makanan dan berjalan bebas di hutan – hutan yang merupakan bagian penting dari masyarakat adat di Maybrat untuk mempertahankan penghidupan mereka. Terlebih lagi, kehadiran militer di dekat pemukiman sipil meningkatkan risiko warga sipil terluka atau terbunuh dalam serangan bersenjata terhadap pos keamanan.
Untuk Distrik Aifat Timur Tengah dan Aifat Selatan, pos militer skala kecil dan menengah yang masing-masing beranggotakan sekitar 50 hingga 100 personel militer telah didirikan di tengah pemukiman dan perkampungan.
1. Pos militer di Desa Maaf, Kecamatan Aifat Selatan;
2. Pos militer di Sabah, Distrik Aifat Selatan;
3. Pos Militer di Tahsimara, Kecamatan Aifat Selatan;
4. Pos Militer di Faan Kahrio, Kecamatan Aifat Timur Tengah;
5. Kamat Raya (Kamat, & Asem), Kecamatan Aifat Timur Tengah (lebih dari 100 personel TNI);
6. Ayata Raya (Ayata, Aikus, Aimasa, Aiwesa), Distrik Aifat Timur Tengah (lebih dari 100 personel TNI).
Dugaan repatriasi paksa pengungsi
Bupati sementara Myabrat, Dr.Bernhard E. Rondonuwu segera mengadakan pertemuan bersama dengan para pemimpin distrik, pemimpin desa, dan tokoh masyarakat dari desa Maaf, Sabah, Tahsimara, dan Faan Kahrio.
Baca Juga: Cerpen: Setitik Kisah dalam Memori Kota Istimewa
Pertemuan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa para pengungsi dari desa-desa tersebut harus segera direlokasi. Dalam pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat menyampaikan keinginannya untuk membangun jalan beraspal, membangun kembali distribusi logistik kebutuhan pokok, membangun jaringan listrik dan telekomunikasi, serta melanjutkan layanan gereja dan kesehatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: thepapuajournal.com
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Puji Kekuatan K-Pop & Kerja Sama Indonesia-Korsel di KTT APEC 2025
Samia Suluhu Hassan Menang Telak di Pemilu 2025: Kemenangan 97% Dihantui Tuduhan Kecurangan dan 700 Korban Jiwa
Viral Momen Sanae Takaichi Geser Kursi Dekati Prabowo di APEC 2025, Apa yang Dibicarakan?
Pembantaian El Fasher: RSF Bunuh 1.500 Warga Sipil dalam Genosida Sudan