Sebelum dilakukan uji peluncuran ketiga, Hwasong 18 menggunakan jenis bahan bakar cair.
Akan tetapi untuk kali ini, rudal balistik ini menggunakan bahan bakar padat yang pertama kalinya digunakan oleh negara pimpinan Presiden Kim Jong Un ini.
Ini merupakan pencapaian yang belum pernah diraih Korea Utara sebelumnya sepanjang sejarah.
Terlebih, pengembangan Hwasong 18 hingga mencapai spesifikasi tersebut dilakukan bersama Rusia yang notabene adalah negara sekutunya.
Dengan diluncurkannya Hwasong 18 untuk ketiga kalinya, ini meningkatkan hubungan mesra antara Korea Utara dan Rusia yang terjalin selama ini.
Kedua negara memang memiliki berbagai project kolaborasi dalam pengembangan teknologi alutsista, termasuk rudal balistik antarbenua.
Terkait Hwasong 18, kolaborasi dan transfer teknologi di antara keduanya bakal menjadi ancaman bagi Amerika Serikat dan kawasan Indo-Pasifik.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!