Koordinasi yang dilakukan melalui saluran telepon rumah ini akhirnya terkendala menyusul serangkaian pemboman genosida Israel di Jalur Gaza yang menghancurkan banyak tempat tinggal warga Palestina.
Hingga akhirnya para pejuang Hamas memutuskan untuk menggunakan sistem komunikasi yang sangat kuno yaitu dengan menitipkan pesan dari satu orang ke orang lain hingga sampai pada orang yang akan ditujunya.
Orang-orang tersebut bisa jadi adalah orang umum yang sama sekali tidak terlibat dengan para pejuang Hamas, bukan anggotanya, ataupun beberapa diantara mereka adalah orang yang dekat dengan para pejuang panas.
Sistem komunikasi ini bahkan dipakai hingga keluar negeri untuk menghubungkan para pejuang Hamas di Palestina dengan para petinggi Hamas yang dideportasi di beberapa negara lainnya termasuk Qatar dan Lebanon.
Pesan tertulis yang dititipkan melalui orang per orang ini melewati serangkaian pengujian yang ketat untuk menghindari bocornya informasi kepada pihak Israel.
Meskipun beberapa kali sempat ditemukan mata-mata seperti kejadian pemboman mobil seorang petinggi Hamas di Tepi Barat juga pemboman Syaikh Saleh Al Arouri yang berada di Lebanon namun cara ini tetap ditempuh oleh pejuang Hamas.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: surabaya.jatimnetwork.com
Artikel Terkait
Trump Siap Tawarkan Jet F-35 dalam Pertemuan Bersejarah dengan Putra Mahkota Saudi
MBS Terima Surat Rahasia Iran Sebelum Bertemu Trump: Apa Isi dan Maksudnya?
Ancaman Operasi Militer AS ke Venezuela: Maduro Peringatkan Gaza Baru di Amerika Selatan
Pemain Sepak Bola Israel Ditangkap Diduga Rudapaksa Turis AS, Netizen Geram!