Najib Razak Dihantui Denda Rp 46 Miliar dan 20 Tahun Penjara di Kasus 1MDB

- Jumat, 26 Desember 2025 | 23:50 WIB
Najib Razak Dihantui Denda Rp 46 Miliar dan 20 Tahun Penjara di Kasus 1MDB

Hari ini, pengadilan Malaysia kembali menjadi sorotan. Mantan Perdana Menteri Najib Razak menghadapi tuntutan yang luar biasa berat: 20 tahun penjara dan denda fantastis senilai 11,39 miliar ringgit. Tuntutan ini terkait penyalahgunaan kekuasaan dalam skandal korupsi 1MDB yang telah mengguncang negeri jiran itu bertahun-tahun.

Di ruang sidang, Wakil Jaksa Penuntut Umum Ahmad Akram Gharib bersikeras. Ia meminta hukuman penjara itu baru dimulai setelah Najib menyelesaikan masa tahanannya yang sekarang. Saat ini, Najib masih menjalani hukuman enam tahun penjara untuk kasus korupsi SRC International, setelah mendapat pengurangan hukuman dari Dewan Pengampunan. Jika tak ada perubahan lain, ia diperkirakan bebas pada 2028.

Skala Kerugian yang Mencengangkan

Putusan bersalah itu sendiri sudah jatuh lebih dulu. Pengadilan Tinggi Malaysia memutuskan Najib bersalah atas 25 dakwaan, mulai dari penyalahgunaan kekuasaan hingga pencucian uang. Uang yang mengalir ke rekening pribadinya di AmBank antara 2011 dan 2014 mencapai 2,28 miliar ringgit Malaysia. Kalau dirupiahkan, nilainya sekitar Rp 7,7 triliun. Angka yang sulit dibayangkan.

Untuk empat dakwaan korupsi, jaksa menuntut 20 tahun penjara secara bersamaan. Sementara untuk 21 dakwaan pencucian uang, tuntutannya di bawah 15 tahun. Tapi yang bikin orang geleng-geleng adalah nilai dendanya. Sebesar 11,39 miliar ringgit, atau sekitar Rp 46 miliar.

Akram Gharib dengan tegas menyatakan ini adalah kasus pertama di Malaysia. “Kami berharap tidak akan pernah ada kasus seperti ini lagi dalam sejarah Malaysia,” ujarnya. Pernyataan itu seperti mewakili kekecewaan publik terhadap skandal yang telah merusak citra negara.

Latar Belakang yang Rumit

Kasus 1MDB ini memang berawal lama. Dana investasi negara itu didirikan tahun 2009, tepat saat Najib memimpin. Tapi yang awalnya digadang-gadang untuk pembangunan, malah berubah jadi bencana keuangan. Investigasi global kemudian menemukan fakta mencengangkan: sekitar US$4,5 miliar raib! Najib sendiri dituding menerima lebih dari US$700 juta ke rekening pribadinya.


Halaman:

Komentar