Melawan Sakit, Harry Tjahjono Ungkap Tantangan Menulis Memoar Terbarunya
Pada Jumat (5/12) lalu, suasana di Perpustakaan Jakarta & PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, terasa hangat dan penuh kenangan. Di situlah Harry Tjahjono secara resmi meluncurkan memoarnya yang berjudul Dari Selamat Tinggal Duka sampai Si Doel Anak Sekolahan. Acara itu sendiri ramai dihadiri, tak cuma oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, tapi juga para pemeran legendaris serial Si Doel Anak Sekolahan.
Bagi banyak yang hadir, momen itu seperti angin nostalgia. Harry berharap, melalui buku ini, kumpulan karyanya terutama karakter Si Doel yang melegenda tak akan begitu saja terlupakan. Ia ingin semua itu terus dikenang.
Namun begitu, di balik peluncuran yang meriah itu, ada sebuah perjuangan yang jauh dari sorotan. Harry ternyata harus berhadapan dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya selama proses penulisan berlangsung. Sungguh luar biasa, kondisi itu sama sekali tak mematahkan semangatnya. Justru sebaliknya.
Bagi Harry, menulis memoar ini bagaikan mencari obat. Aktivitas itu memaksa pikirannya tetap aktif, berjuang agar tidak ikut lumpuh oleh stroke yang dideritanya.
"Saya menganggap ini sebagai obat. Saya harus menjaga supaya otak saya tidak ikut dilumpuhkan oleh strok," tuturnya.
Artikel Terkait
Klepek-klepek di Balik Meja: 3 Drama Kantor Korea yang Sabet Rating Tinggi di 2025
Ade Tya, Komentar Panas, dan Putusnya Cinta Ari Lasso-Dearly
Setelah Cerai, Bedu Berjuang Penuhi Nafkah Mantan Istri dan Anak
Dira Ungkap Harapan Terbesarnya untuk Ikke Nurjanah dan Aldi Bragi